jpnn.com, JAKARTA - Pusat Syi'ar dan Dakwah Dai Muda Al-Mahabbah ikut menyoroti suhu politik yang semakin tak menentu. Terutama iklim keberagaman yang kian mengarah pada disharmoni.
Menyikapi hal itu, Pusat Dakwah Al Mahabbah menginisiasi pelatihan untuk memperkuat peran dai dan daiah dalam menyebarkan pesan damai di tengah masyarakat, utamanya umat Islam.
BACA JUGA: Saipul Jamil: Semoga Sehat dan Insyaallah Hijrah Sebagai Dai
Khairi Fuady selaku ketua Pusat Syi'ar dan Dakwah Dai Muda Al-Mahabbah mengatakan, peran para ustaz dan ustazah sebagai penyeru umat teramat vital dalam membangun kehidupan kebangsaan yang damai dan harmonis.
"Kegiatan semacam ini menjadi penting mengingat belakangan ini, virus radikalisme dan bibit-bibit intoleransi bergerak sporadis bahkan melalui tempat tempat ibadah," ujar Khairi kepada jpnn.com di Jakarta, Rabu (26/7).
BACA JUGA: Intoleran Bertemu Radikalisme Menghasilkan Terorisme
Pelatihan tersebut akan dilakukan pada Kamis (27/7) besok, di Istana Banjar Syech Muhammad Arsyad Albanjary, Ciputat, Tengerang.
Dia berharap upaya ini mampu menangkal penyebaran intoleransi di kalangan umat. Terutama, jangan lagi ada materi dakwah yang bernuansa ujaran kebencian (hate speech).
BACA JUGA: Intoleransi di Sekolah Menguat, OSIS Harus Jadi Alat Pemersatu Siswa
"Kami berharap melalui para dai muda, tidak ada lagi segala bentuk provokasi kebencian melalui mimbar-mimbar agama. Ruang publik, tak terkecuali media sosial. Semua harus bersih dari segala upaya yang mengarah pada disintegrasi bangsa," tambahnya.
Penasihat Pusat Dakwah Al-Mahabbah Surya Fermana menambahkan, pelatihan dai dan daiah muda ini harus didorong sebagai investasi jangka panjang untuk menjaga kerukunan sesama umat beragama.
"Ke depan, mereka akan menjadi kiai, Tuan Guru, bahkan calon pemimpin bangsa. Kegiatan ini fardhu 'ain hukumnya, harus didorong," ujar Surya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kikan Eks Cokelat Ajak Generasi Muda Cerdas Hadapi Ancaman Intoleransi
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam