Pusat Hanya Sediakan 25 Persen Butir Soal USBN

Jumat, 03 Maret 2017 – 13:39 WIB
Siswa sedang mengerjakan soal ujian. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Materi soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) 2017, tidak seluruhnya berasal dari Kemendikbud.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kendidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sumarna Surapranata mengatakan, pihaknya hanya menyediakan 25 persen butir soal yang akan menjadi jangkar.

BACA JUGA: Ayo Buruan Daftar, Ada Program Beasiswa S1 dan S2 Nih

Sedangkan sisanya merupakan soal yang dibuat oleh kelompok kerja guru (KKG), khususnya oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Menurut Pranata, sebelum menyusun soal USBN, guru MGMP mendapat pelatihan.

BACA JUGA: Foto Mengharukan Ini Viral di Medsos, Siapa Dia?

Pasalnya, skema USBN diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran.Guru harus terbiasa membuat soal bernalar tinggi.

”Kami (GTK, Red) support mempersiapkan guru dengan memberikan pelatihan kepada kelompok kerja guru. Ada kira-kira 6.000 guru yang dilatih,” kata Pranta, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Susun Soal USBN, 6.000 Guru Dilatih

Pranata menyebutkan, ada dua jenis soal yang dibuat oleh MGMP yaitu pilihan ganda dan uraian.

Soal-soal tersebut digandakan dan dipakai untuk USBN dengan merujuk pada 25 persen butir jangkar soal titipan dari pusat sebagai standarisasi.

Dengan itu, para guru yang terlibat dalam pembuatan soal, tidak mengalami kesulitan. Sebab mereka telah terbiasa menyusun soal dan dibantu oleh soal jangkar.

Pranata juga menyebutkan, pemerintah pusat hanya menganggarkan pelatihan guru MGMP dalam jumlah kecil.

Dalam hal ini, satu kabupaten memiliki satu kelompok kerja guru yang dilatih pembuatan soal.

Untuk itu, dalam memutuskan penyusunan soal bernalar tinggi untuk 17 mata pelajaran yang di- USBN-kan.

Pihaknya telah meminta bantuan dari pemerintah daerah (pemda) untuk membantu membiayai dalam menggandakan jumlah MGMP.

”Kami pusat menyediakan anggaran untuk membiayai satu kelompok MGMP, tapi kami juga meminta daerah untuk membiayai, sehingga satu kelompok ini bisa digandakan,” jelasnya.

Selanjutnya, Pranata menuturkan, Pemda dapat menggandakan atau melakukan replikasi guru untuk ujian sekolah (US).

Pasalnya meski ada USBN, masih ada mata pelajaran yang tidak di USBN-kan, semisalnya Pendidikan olahraga maka guru- guru mata pelajaran yang tidak UN dan di USBN dapat menyusun soal untuk US.

Dengan demikian, semarak KKG dan MGMP siapkan soal untuk anak didik semakin meningkat.

Secara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Totok Suprayitno mengatakan, adanya USBN memberikan kesempatan pada para guru untuk meningkatkan kemampuan membuat soal yang baik dengan tingkat penalaran yang tinggi.

Totok menyebut, berdasarkan pantauan proses pembuatan soal yang melibatkan guru MGMP masih berlangsung. Para yang terlibat menyusun soal berdasarkan jangkar soal dari pusat.

Terkait UN berbasis komputer (UNBK), Totok mengatakan, bagi sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana (Sarpras) dapat kolaborasi dengan sekolah sekitar yang menjadi tempat penyelenggara.

Sekolah menengah atas (SMA) dapat memberikan akses untuk sekolah menengah pertama (SMP) untuk melaksanakan UNBK.

Alumnus Univeritas Gadjah Mada (UGM) ini juga mengatakan, sekolah yang tidak memiliki sarpras dan jauh dari zonasi sekolah penyelenggara.

Tidak diperkenankan memaksa siswa membeli laptop dalam rangka UNBK.

”UNBK ini gratis ya, artinya tidak ada pungut biaya jadi bagi sekolah yang tidak dapat menyelenggarakan UNBk jangan paksa siswa,” ucapnya.

Dijelaskan dia, peningkatan jumlah sekolah UNBK tujuannya untuk mencegah kecurangan.

UN harus dapat menjadi cermin kejujuran sehingga penyelenggara UN dapat menjadi alat atau rujukan perbaikan mutu pendidikan bangsa.

Perlu diketahui, pelaksanaan UN tingkat SMA/SMK/MA dijadwalkan akan berlangsugn pada 13 hingga 15 April mendatang.

Sedangkan untuk UN tingkat SMP sederajat dijadwalkan pada 4 hingga 7 Mei 2017 mendatang. (nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Guru Kesenian Masih Sangat Kurang


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler