jpnn.com - MOJOKERTO - Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) Kabupaten Mojokerto makin terpuruk. Selain tidak ada penanganan serius dari Pemkab Mojokerto, tidak ada lagi kegiatan promosi potensi yang ditempatkan di Trowulan. Sampai saat ini, hanya sebagian kecil stan yang masih bertahan.
Keberadaan stan yang masih bertahan itu bisa dihitung jari. Hanya terlihat dua stan di los paling depan yang berdampingan dengan warung. Dua stan di los belakang dilengkapi dengan satu stan untuk gudang sepatu. Kondisi tersebut semakin terlihat di akhir pekan. Sebab, PPST terlihat sangat sepi dan nyaris tidak ada pembeli.
BACA JUGA: Tetapkan Status Siaga Darurat Asap
"Kalau harus membayar tenaga yang menjaga stan, memang tidak cukup. Sebab, penghasilan terus menyusut," kata Hari, seorang pemilik stan.
Banyaknya stan yang tutup, menurut dia, bukan sepenuhnya kesalahan para pemilik. Sebab, rata-rata, mereka tidak mau terus merugi jika dagangan tidak disentuh pembeli.
BACA JUGA: Hadang Pelarian Napi, Pelabuhan Merak Diperketat
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Afandi Abdul Hadi, saat dikonfirmasi, sekilas tidak berkenan memberikan penjelasan. Namun, saat ditanya soal perkembangan PPST yang semakin surut, menurut dia, memang perlu ditinjau kembali tujuan didirikannya pusat perkulakan sepatu tersebut. "Karena itu, saran dan masukan dari segenap pihak sangat diharapkan," katanya.
Saat disinggung mengenai adanya dana pendampingan dari APBD Kabupaten, Affandi tidak berkenan menjelaskan. Dia beralasan masuk ke instiutusi perdagangan itu baru pada 2013, sehingga tidak mengetahui detail anggaran selama 2012. Terutama, dana pendampingan PPST. (bin/nk/jpnn)
BACA JUGA: Keluar Penjara, Pembacok Jaksa Ungkapkan Rasa Kecewa
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Lapas dan 1 Rutan Rawan Rusuh
Redaktur : Tim Redaksi