Tetapkan Status Siaga Darurat Asap

Rabu, 21 Agustus 2013 – 09:37 WIB

jpnn.com - PONTIANAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat memprediksi akan terjadi bencana kabut asap di wilayahnya pada September dan Oktober. Terkait hal tersebut, akhir bulan ini akan ditetapkan status siaga darurat asap.

"enetapan siaga darurat asap dalam proses. Diharapkan akhir bulan ini bisa ditetapkan," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar, Syawal Bondoreso, kemarin.

BACA JUGA: Hadang Pelarian Napi, Pelabuhan Merak Diperketat

Syawal menjelaskan penetapan status tersebut berdasarkan rapat empat gubernur di Kalimantan beberapa waktu lalu di Palangkaraya. Rapat digelar untuk mengantisipasi agar bencana kabut asap tidak seperti di Sumatera, yang berdampak ke negara tetangga. Saat ini Pemerintah Provinsi Kalbar melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk penetapan posko.

Syawal menuturkan berdasarkan evaluasi dan data yang ada, enam kabupaten di Kalbar berpotensi terjadi bencana kabut asap, yakni Kubu Raya, Ketapang, Sanggau, Sintang, Bengkayang, dan Melawi. Enam kabupaten tersebut memiliki titik api terbanyak setiap tahunnya.

BACA JUGA: Keluar Penjara, Pembacok Jaksa Ungkapkan Rasa Kecewa

Dengan penetapan status siaga darurat asap, enam kabupaten yang berpotensi dan provinsi mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat. Bantuan dana tersebut dibagi beberapa tahap. Tahap pertama untuk dua bulan yakni September dan Oktober sebesar Rp1 miliar.

"Kami melakukan sosialisasi masalah kebakaran hutan dan lahan. Jangan sampai (terjadi kebakaran) besar, baru bergerak," kata Syawal.

BACA JUGA: 4 Lapas dan 1 Rutan Rawan Rusuh

Syawal mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah terkait kebakaran hutan dan lahan. Saat ini terdapat 13 perusahaan perkebunan yang bekerjasama dengan Manggala Agni sebagai upaya pencegahan.  "Persoalan kabut asap juga akan dibicarakan dalam Sosek Malindo," ujarnya.

Menurut Syawal, hal yang paling sulit mengatasi bencana kabut asap adalah pengawasan. "Ketika asap muncul, saat dikejar (pelakunya) sudah tidak ada. Ini yang sulit. Makanya diperlukan kerjasama semua yang terkait, termasuk TNI dan Polri," katanya.

Syawal menambahkan bencana di Kalimantan Barat sebenarnya dapat diprediksi. "Siklusnya tidak sulit, kekeringan, banjir, penyakit, balik lagi kekeringan. Puting beliung hanya selingan," jelasnya. (uni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Terbakar, 35 Ton BBM Ludes


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler