BACA JUGA: Supermoon, Jarak Bulan Mepet Bumi
Koleksi dan dokumen-dokumen sastra sejak masa sebelum kemerdekaan terancam tak terawat."Selama ini dana operasional kami berasal dari bantuan masyarakat dan subsidi pemerintah
Subsidi dari Pemprov DKI Jakarta, kata Endo, tidak pasti
BACA JUGA: Densus 88 Pelototi Para Mudarrib Bom
Biasanya antara Rp 300 juta-Rp 250 jutaBACA JUGA: Senioritas Bukan Penentu Jadi Pejabat
Pada 2006 mereka sempat mendapat kucuran dana Rp 500 jutaTapi, angka itu turun menjadi Rp 350 juta pada 2008.Tahun ini, kata Endo, jumlah dana belum jelasNamun, dia mendapat informasi bahwa pihaknya hanya akan mendapat Rp 50 jutaPadahal, dengan dana Rp 300 juta per tahun saja hanya cukup untuk operasional, minus pengadaan"Tapi Rp 50 juta itu saya dengar masih dari satu pos pembiayaanUntuk pos yang lain, saya belum dengar," katanya.
Endo menuturkan, kebutuhan dana di PDS sejatinya terus bertambahSelain menggaji karyawan, merawat dokumen-dokumen sastra juga perlu duitAda banyak kertas-kertas yang rentan lapukSelain itu, mereka perlu pengadaan untuk meng-update koleksi.
Mereka juga harus mengkliping cerpen-cerpen di koran dan mengumpulkannya berdasarkan nama penulis"Sekarang koran-korannya menumpukTidak ada orang yang mengkliping," kata lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) ini.
Endo berharap Pemprov tidak akan mengurangi biaya subsidiSebab, itu menjadi sumber pembiayaan yang penting bagi PDSDia khawatir jika berkurang drastis, PDS tak bisa mempertahankan koleksinya dan harus tutup.
Kabar terancam tutupnya PDS gara-gara dana membuat beberapa sastrawan bergerakPenyair Sitok Srengenge, misalnyaDia menggalang dana untuk PDS melalui sejumlah koleganya dan akun jejaring sosial twitter miliknyaBeberapa dari mereka bahkan sudah membentuk koordinator pengumpul koin di wilayahnya"Ini sifatnya gawat daruratMasyarakat harus ikut membantu agar bisa diselamatkan," katanya.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Parisiwata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman menampik anggapan bahwa PDS terancam tutupMenurut dia, tidak mungkin aset bersejarah dan komplit itu gulung tikarDia mengakui dana subsidi kurang"Tapi, itu kami masih cari jalan keluarTidak mungkin ditutupSaya jamin," katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin (19/3).
PDS HB Jassin saat ini dikelola Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra HB JassinLembaga yang dirintis begawan sastra Indonesia HB Jassin sejak 1930 ini bertempat di Taman Ismail Marzuki dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1977Ribuan dokumen sastra ada di siniBaik tulisan HB Jassin sendiri atau sastrawan lainnyaBahkan tulisan tangan penyair Chairil Anwar juga masih tersimpan. (aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Curiga, Bom Alihkan Isu Wikileaks
Redaktur : Tim Redaksi