jpnn.com - JAKARTA- PT Pupuk Sriwijaya tengah mengalami kendala besar terkait harga bahan baku gas alam. Sebab, saat ini gas harus dibeli dengan dolar Amerika Serikat (USD) yang harganya cukup tinggi.
Sekretaris Perusahaan Pusri M. Zain Ismed mengatakan, saat ini harga gas alam di Indonesia mencapai USD 6-8 per MMBTU. Menurut Ismed, itu sangat jauh dari di Amerika yang hanya kisaran USD 3 per MMBTU seiring ditemukannya bahan bakar baru shale gas.
BACA JUGA: OJK Dorong Aplikasi Digital Banking
Oleh karena itu, produsen pupuk pelat merah ini mengharapkan pemerintah segera mengambil tindakan atas keadaan yang dirasa menjepit posisi industri pupuk nasional.
“Ini tentu saja sangat menyulitkan kami sebagai pelaku industri pupuk, bahan baku terbesar kami adalah gas alam. Harga gas dunia turun, namun di Indonesia malah naik. Ini menyulitkan sekali untuk kami di Pusri,” ungkap Ismed, Minggu (20/3). Dia menambahkan, gas alam menempati porsi paling besar dalam penentuan harga pokok penjualan (HPP), mencapai 70 persen.
BACA JUGA: Industri Keramik Cemas Tunggu Penurunan Harga Gas
“Kenapa bisa ada anomali harga gas? Pemerintah harus turun tangan menangani masalah ini sehingga pengadaan gas alam lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan strategis,” ujar Ismed. (ers)
BACA JUGA: Mitsubishi Incar Market Leader Segmen SUV
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Taksi Online, Ini Saran Politikus PKS
Redaktur : Tim Redaksi