Putra Amien Rais Usul Larang Terduga Teroris Naik Pesawat

Rabu, 24 Februari 2016 – 22:49 WIB
Hanafi Rais. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA  - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais berharap pemerintah mampu menciptakan sebuah kebijakan alternatif untuk mencegah paham radikal dan terorisme merambah ke tanah air.

Salah satunya menurut Hanafi, dengan mempersempit ruang gerak mereka yang pernah terkait dengan kegiatan bersifat terorisme.

BACA JUGA: BNN dan Polri Kerahkan Anjing Pelacak, Ada Apa Nih?

"Harus ada kebijakan alternatif untuk mencegah paham radikal dan terorisme dengan cara mempersempit ruang gerak mereka," kata Hanafi, dalam Diskusi Publik, "Peran Media Alternatif Dalam Kajian Revisi UU Terorisme Upaya Menangkal Radikalisme Dikalangan Generasi Muda", diselenggarakan Social Media for Civic Education (SMCE) di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (24/2).

Selain melakukan pencegahan, lanjut politkus PAN ini, harus dibangun kebijakan preventif lain. "Jadi, kalau ada mereka (terduga teroris) yang pernah latihan perang atau keluar dari penjara, harus dilihat apakah akan mengulang lagi?," ujar putra Amien Rais ini.

Karena itu, pergerakannya harus dibatasi. "Bila perlu masuk dalam data tidak boleh terbang. Dengan begitu kesempatan membuat terorisme yang lebih vulgar bisa lebih dikurangi," sarannya.

Dia jelaskan, terorisme di tanah air bukan baru lagi. Hanya saja, cara-cara yang dilakukan terorisme saat ini mengambil bentuk terorisme kontemporer dimana metode yang dipakai berbasis IT seperti propaganda di sosial media. Cara ini mereka pilih karena sangat efisien dan user friendly sehingga mempermudah siapa pun untuk mengakses konten yang berbau radikalisme dan terorisme.

"Kalau dulu, aksi terorisme ditujukan pada urusan antarnegara. Namun di era modern, aksinya kerap menimbulkan korban jiwa dengan simbol perlawanan individu terhadap aparat atau terhadap simbol-simbol barat," ungkapnya.

Menyadari adanya potensi ancaman yang besar dari sosmed, Hanafi meminta pemerintah tidak tinggal diam dengan membentuk tim khusus yang bertugas melawan balik propaganda-propaganda jahat yang mengancam eksistensi bangsa.

"Pemerintah harus membangun narasi tandingan dari elemen masyarakat sipil dan negara agar mereka yang sempat atau hampir tertarik meragu dan tidak lagi tertarik atau membenci terorisme itu sendiri, seperti yang dilakukan di Amerika dan Eropa," usul Hanafi. (Fas/jpnn)

BACA JUGA: Sepuluh Permintaan Jokowi buat Yuddy

BACA JUGA: Panitera MA yang Digarap KPK: Saking Bodohnya yang Ngasih Duit...

BACA ARTIKEL LAINNYA... KERAS! Presiden Minta Dentuman Pertempuran Harus Besar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler