BACA JUGA: Zawahiri Resmi Gantikan Osama
Bersamaan itu, utusan Rusia tiba di Kota Tripoli untuk menjadi mediator terkait situasi di negeri Afrika Utara tersebut."Pemilu di bawah pengawasan pemantau internasional akan menjadi satu-satunya solusi yang tidak menyakitkan bagi kedua belah pihak," terang Saif dalam wawancara dengan harian Italia, Corriere della Sera, kemarin (16/6).
Putra kedua Kadhafi itu yakin bahwa pemilu akan bisa mengembalikan stabilitas politik di dalam negeri Libya
BACA JUGA: Enam Anak Terinfeksi E Coli di Prancis
Karena itu, pemilu di bawah pengawasan internasional bisa menjadi jalan keluar"Pemilu itu sebaiknya diselenggarakan dalam tiga bulan mendatang
BACA JUGA: Enam Anak Terinfeksi E Coli di Prancis
Atau, paling lambat akhir tahun ini," tegas pria 38 tahun itu"Asal mekanismenya sesuai prosedur, kami tak keberatan dengan kehadiran pengawas dari Uni Eropa atau Uni AfrikaBahkan, pengawas dari PBB atau NATO sekalipun juga tak masalah asal mereka menjalankan tugas dengan baik," papar Saif dalam wawancara di sebuah hotel di Tripoli tersebut.Menurut dia, ayahnya seharusnya mundur jika kalah perangTetapi, itu mustahil dilakukan oleh KadhafiMeski demikian, Saif juga mengakui bahwa rezim ayahnya telah kehilangan legitimasiDia pun memiliki bahwa Libya kelak akan menjadi negara federal dengan otonomi yang kuat di tangan pemerintah lokalSementara itu, pemerintah pusat di Tripoli tak lagi pegang kendali seperti selama ini.
Dalam kesempatan itu, dia mengimbau rakyat Libya untuk mendukung pemiluSebab, hanya pemilu yang akan menjadi solusi paling aman bagi oposisi dan pemerintah"Ayo kita beramai-ramai memberikan suaraBiarkan yang terbaik yang keluar sebagai pemenang," tandas Saif.
Pada saat sama, Menlu Italia Franco Frattini mendesak seluruh pemimpin suku di Libya bertemu untuk membahas rekonsiliasiDia memperkirakan sekitar 300 orang wakil dari seluruh Libya akan hadir dalam pertemuan tersebutFrattini tidak menyebutkan tanggal pertemuanTapi, kantor berita ANSA menyatakan, pertemuan mungkin berlangsung pekan depan.
Terpisah, Mikhail Margelov kemarin tiba di TripoliDiplomat yang menjabat sebagai utusan khusus Presiden Rusia Dmitry Medvedev itu langsung bertemu Perdana Menteri (PM) Baghdadi al-Mahmudi"Tak ada rencana bertemu Kadhafi," kata jubir Margelov, Varvara Paal.
Dalam pertemuan tersebut, Margelov menyampaikan kembali imbauan Moskow agar Kadhafi segera mundur"Kadhafi tidak tercantum sebagai bagian dari masa depan Libya," tegasnya.
Lantas, Margelov bertemu Menlu Libya Abdul-Ati al-ObeidiKeduanya lebih banyak membahas sikap rezim Kadhafi"Saya diberitahu bahwa Kadhafi belum siap pergi dari LibyaPemerintah hanya mau membahas masa depan Libya setelah tercapai gencatan senjata," ungkapnya.
Lawatan kemarin merupakan perjalanan kedua Margelov ke TripoliPekan lalu, dia mengunjungi Benghazi, markas oposisiLantas, dia menuju Kairo, Mesir, untuk bertemu sepupu Kadhafi, Ahmed Gaddaf al-Dam, dan pejabat pro pemerintahSaat itu, dia menyatakan kesediaan Moskow untuk menjadi penengah.
Sementara itu, pasukan NATO tak henti membombardir TripoliLagi-lagi, sasarannya adalah kediaman Kadhafi di kawasan Bab al-AziziyahWenzrik Hotel yang berada tak jauh dari Bab al-Aziziyah pun terimbas dampak seranganHotel yang memang sudah dikosongkan itu porak-porandaTapi, tak ada seorang korban jiwa pun dalam serangan yang dilancarkan dari udara tersebut. (AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Tiongkok Belum Reda, Korban Jiwa Bertambah
Redaktur : Tim Redaksi