Zawahiri Resmi Gantikan Osama

Ancam Bikin Aksi ala 11 September

Jumat, 17 Juni 2011 – 17:17 WIB
ISLAMABAD - Tantangan besar langsung menghadang Ayman al-Zawahiri yang kemarin resmi menggantikan kedudukan Osama bin Laden sebagai pemimpin Al QaedaYakni, mempersatukan faksi-faksi Al Qaeda yang tersebar di Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Itu bukan tantangan yang gampang

BACA JUGA: Enam Anak Terinfeksi E Coli di Prancis

Sebab, kendati selama ini dikenal sebagai orang nomor dua di Al Qaeda, Zawahiri yang aslinya adalah seorang dokter itu, tak sekarismatis Osama yang tewas dalam penyergapan pasukan AS di kediamannya di Abbottabad, Pakistan, enam pekan silam.

Di lain pihak, pria Mesir itu mesti pintar-pintar menghindari incaran AS yang telah menjadikannya buron nomor satu menggantikan Osama, dengan "harga" USD 25 juta (sekitar Rp 212,5 miliar)
Beruntung bagi anak seorang guru besar farmasi di Cairo University tersebut, hubungan AS dengan sekutunya, Pakistan, tengah memburuk menyusul penyergapan Osama yang dilakukan Washington tanpa sepengetahuan Islamabad.

Tentu saja Zawahiri tak keder dengan semua tantangan itu

BACA JUGA: Enam Anak Terinfeksi E Coli di Prancis

Bahkan, pria yang pada Minggu lusa genap berusia 60 tahun tersebut berkoar bakal mengadakan lagi serangan massif ala 11 September 2001, ke berbagai (pusat) kepentingan AS.

"Hari ini, syukur kepada Tuhan, Amerika tidak menghadapi serangan individu, kelompok, atau faksi
Mereka akan berhadapan dengan sebuah bangsa yang tengah bangkit," kata Zawahiri dalam video yang dirilis awal bulan ini, sebagaimana dikutip The Guardian kemarin.

Al Qaeda sendiri tak menjelaskan secara detail proses terpilihnya pria yang kehilangan istri dan dua anak karena serangan AS ke Afghanistan pasca gempuran 11 September 2001 itu

BACA JUGA: Banjir Tiongkok Belum Reda, Korban Jiwa Bertambah

Hanya disebutkan, bahwa dia dipilih oleh Dewan Al Qaeda yang dipimpin Saif al Adel.

Al Adel pulalah yang selama enam pekan ini menjadi pemimpin sementara organisasi radikal yang didirikan Osama pada 1988 - dengan bantuan Zawahiri - di Peshawar, Pakistan, tersebutDengan terpilihnya Zawahiri itu pula, berarti markas besar Al Qaeda tetap berada di wilayah perbukitan di perbatasan Afghanistan-Pakistan di bawah perlindungan Taliban.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa pusat operasi Al Qaeda bakal dipindahkan ke Yaman, markas Al Qaeda di Semenanjung Arab, faksi terkuat sekaligus teraktif organisasi tersebut yang dipimpin Anwar al-AwlakiAl Awlaki itu pula yang sempat menjadi pesaing terkuat Zawahiri untuk menggantikan posisi Osama.

Terlahir dari sebuah keluarga terpandang di Mesir, bakat keradikalan Zawahiri ditunjukkan sejak mudaPada usia 15 tahun, cucu mantan imam besar Al-Azhar University itu sudah memimpin organisasi bawah tanah pelajar SMA di Mesir yang melawan pemerintah setempat.

Dia pernah dipenjara tiga tahun di kampung halamannya sebelum kembali ke Afghanistan untuk bergabung dengan para mujahidin melawan pendudukan Uni Soviet pada 1984Dua tahun kemudian, dia bertemu Osama di Arab Saudi dan membantu pria keturunan keluarga kaya raya Saudi tersebut mendirikan Al Qaeda pada 1988 di Peshawar.

Di Al Qaeda, dia dikenal sebagai ideolog serta perancang taktikAtau, dalam bahasa Osama "otak sebenarnya Al Qaeda"Dialah yang memperkenalkan metode bom bunuh diri serta serangan bom perorangan yang belakangan menjadi trade mark Al Qaeda.

Oleh AS yang menganggapnya sebagai kepala operasional Al Qaeda sejak 1999, Zawahiri juga dianggap bertanggung jawab atas serangan ke kedutaan-kedutaan Negeri Paman Sam di Afrika, menyusul serangan bom bunuh diri ke USS Cole di lepas pantai Yaman pada 2000Total 244 nyawa melayang dan ribuan lainnya terluka karena berbagai serangan yang diyakini AS diotaki si bos baru Al Qaeda tersebut.

Selepas serangan 11 September 2001, dia juga menjadi petinggi Al Qaeda yang paling gampang dikenali karena seringnya melansir video berisi pesan serta ancaman kepada apa dan siapa saja yang disebut musuh-musuh IslamItulah yang membedakannya dari Osama yang dikenal pendiam.

"Dia (Zawahiri) memang doyan ngomong, berdiskusi, sedangkan Bin Laden sangat pendiam, sangat memperhitungkan tiap kata yang diucapkan," ungkap Baker Atyani, wartawan sekaligus pakar organisasi radikal asal Palestina.

Atyani pernah mewawancarai Osama dan Zawahiri bersamaan di Kandahar pada Juni 2001"Dalam video terakhirnya, terlihat perubahan besar pada gaya bahasa ZawahiriDia tak lagi memberikan instruksi atau membeberkan detailHanya bicara secara umum layaknya seorang pemimpin seperti yang dulu biasa dilakukan Bin Laden," ujarnya(ttg/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diserang Roket, Wapres-Menteri Afghan Selamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler