Putra Mahkota Saudi Atur Operasi Melenyapkan Khashoggi?

Jumat, 12 Oktober 2018 – 15:08 WIB
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman. Foto: BBC

jpnn.com, ISTANBUL - Pekan lalu, saat kali pertama kabar raibnya Jamal Khashoggi tersiar, Putra Mahkota Muhammad bin Salman alias MBS sudah berkomentar. Dia menepis rumor penculikan dan pembunuhan.

Dia menegaskan bahwa jurnalis Arab Saudi itu sudah pulang dari konsulat di Kota Istanbul, Turki. Tapi, fakta berbicara lain. Khashoggi tidak pernah keluar dari gedung. Setidaknya, dalam kondisi hidup.

BACA JUGA: Jamal Kashoggi di Kesaksian Calon Istri

Kini, setelah indikasi bahwa Khashoggi dibunuh menguat, MBS kembali jadi sorotan. Itu terkait peran 15 pria Saudi yang tiba di gedung konsulat tak lama setelah pria 59 tahun tersebut masuk.

Mereka bukan orang biasa. Salah seorang di antaranya dokter forensik dan 14 lainnya adalah petugas keamanan. Hanya penguasa Saudi yang bisa menjalankan operasi serapi itu. ''MBS adalah otak di balik peristiwa ini.'' Demikian bunyi keterangan tertulis Washington Post Rabu (10/10).

BACA JUGA: Jamal Khashoggi Dihabisi Saudi, Tubuhnya Dimutilasi

Selain klaim Washington Post berdasar keterangan intelijen Amerika Serikat (AS) itu, dugaan keterlibatan MBS datang dari Khaled Saffuri, teman Khashoggi.

Dia mengungkapkan, selama empat bulan terakhir, temannya itu rutin menerima telepon dari para pejabat senior Saudi. ''Mereka orang-orang MBS,'' katanya menirukan Khashoggi.

BACA JUGA: Jamal Khashoggi Lenyap, Turki Geledah Konsulat Saudi

Kepada Khashoggi, orang-orang MBS itu menawarkan banyak hal. Mulai jabatan sampai perlindungan. Syaratnya, Khashoggi harus pulang ke Saudi.

Namun, Khashoggi tidak tergiur. ''Saya tak memercayai mereka sama sekali,'' ujar Khashoggi sebagaimana disampaikan Saffuri.

Berita yang lama beredar di Negeri Paman Sam menyebutkan bahwa MBS menginginkan kepulangan Khashoggi. Sebab, sejak meninggalkan Saudi pada 2017, Khashoggi mengasingkan diri di AS. Jauh dari Riyadh membuat Khashoggi lebih kritis. Dan, MBS tidak bisa membungkamnya.

Rumor itu ditanggapi serius Turki. Kemarin Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa timnya akan menyelidiki kasus tersebut dengan terperinci.

''Kami akan menyelidiki semua aspek. Ini bukan kejadian biasa,'' ujarnya sebagaimana dilansir Hurriyet.

Saudi dan Turki adalah mitra dagang. Hubungan kedua negara sangat mesra. Karena itu, Erdogan sudah berusaha menahan diri untuk tidak langsung menuduh keterlibatan pemerintah Saudi dalam kasus Khashoggi. Tapi, bukti-bukti yang bermunculan membuat Erdogan berubah.

''Apakah mungkin tidak ada sistem kamera pengamanan di konsulat Saudi?'' katanya menanggapi laporan tentang tidak adanya rekaman CCTV Khashoggi.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan sudah membicarakan kasus tersebut dengan pejabat tertinggi Saudi. Suami Melania itu berjanji bakal mengungkap kasus tersebut hingga ke akarnya.

''Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi pada jurnalis, pada siapa pun. Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana,'' tegas presiden ke-45 AS tersebut. (sha/c17/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Turki Tuding Saudi Bunuh Jamal Khashoggi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler