Putra Teknisi Twin Otter Aviastar yang Hilang Kontak: Jumat, Papa Pamit Berangkat Kerja

Minggu, 04 Oktober 2015 – 06:22 WIB
Pesawat Twin Otter milik Aviastar. Foto: Aldy/dok.Palopo Pos/JPNN

jpnn.com - SIDOARJO - Selain keluarga penumpang, saudara kru pesawat pesawat Twin Otter milik Aviastar yang hilang kontak usai lepas landas dari bandara Andi Jemama, Masamba, Sulawesi Selatan, juga gusar menunggu kabar dari Aviastar.

Suasana itu terlihat di rumah teknisi pesawat, Sukris Winarto  di Perum Citra Taman Sari, Boro, Tanggulangin kemarin (3/10).

BACA JUGA: Duka Menjelang Subuh, Kisah Kematian Aldi yang Misterius

Yustin, istri Sukris, terlihat sangat cemas saat duduk di ruang keluarga. Saat didampingi lima keluarganya, perempuan itu tak banyak bercakap. Dia memilih diam saat hendak diwawancarai. Sesekali, perempuan asal Flores tersebut masuk ke dalam kamar untuk mengusap air matanya.

Namun, raut  berbeda terlihat dari wajah Briyan Pratama, 11. Bocah kelas V SD sekaligus putra satu-satunya Sukris itu terlihat lebih tenang. Dia masih sempat bermain handphone dengan saudara sepupunya. "Jumat lalu (25/9), papa pamit berangkat kerja. Saya dibangunin pukul 4.00," kata Briyan.

BACA JUGA: Kejadian Aneh Sebelum Pesawat Aviastar Take Off

Saat ditanya, Briyan mengaku ingin bertemu ayahnya kembali. Dia ingin diajak bermain ke Royal Plaza sambil membeli mainan baru. Sebelumnya, bocah tersebut juga bercerita baru saja dibelikan mobil-mobilan olah ayahnya. Mainan itu dibeli dengan uang patungan keduanya sebesar Rp 30 ribu.

Menurut AKP Sukris Trihartono, adik kandung teknisi Sukris,  keluarga mendapat kabar dari pihak Aviastar Jumat (2/10) sekitar pukul 17.00. Maskapai tersebut mengabarkan bahwa pesawat yang diteknisi Sukris telah hilang kontak usai sebelas menit lepas landas.

BACA JUGA: MENGHARUKAN, Penumpang Aviastar Itu sempat Telepon Ayahnya, Pesan Begini

"Sampai sekarang masih belum ada informasi lebih lanjut. Hari ini (kemarin, red) kami akan berangkat ke Makasar," katanya. Trihartono berencana pergi ke Sulsel bersama kakak iparnya.

Menurut Trihartono, Sukris bergabung ke Aviastar sekitar empat tahun lalu. Sebelumnya, lelaki lima bersaudara tersebut bekerja di Merpati. Selama menjalani profesi sebagai teknisi, memang dia jarang pulang. Biasanya, pria berusia 43 tahun tersebut pulang dua minggu sekali ke Sidoarjo.

"Sejak tahun 1994, kakak saya sudah bekerja sebagai teknisi," ujar Trihartono. Lelaki berusia 41 tahun itu mengatakan, Sukris pernah mengenyam pendidikan teknisi di sebuah universitas di Surabaya dan juga pernah belajar di sekolah penerbangan di Sedati.

Terpisah, Suwito, ayah Sukris memandang bahwa anaknya merupakan sosok yang rajin. Sejak usai muda, dia sudah bekerja keras demi keluarga. Meski, lelaki berusia 81 tahun itu tak menampik bahwa Sukris merupakan sosok yang pendiam. "Anaknya memang sedikit bicaranya. Kadang harus dipancing," tandasnya.

Suwito mengaku terakhir bertemu Sukris pada 10 September lalu. Maklumlah, dia  memang banyak berada di rumah anaknya yang lain di Mojokerto. Saat itu, dia sengaja berkunjung ke rumah anak nomor duanya tersebut. Keduanya bercakap-cakap soal kehidupan keluarga.

"Saya tidak punya firasat apa-apa. Kami memang jarang bertemu dan telepon," tambahnya. Suwito berharap agar anak lelakinya segera ditemukan dengan selamat. Dia juga mengaku terus berdoa ada keajaiban yang mampu menolong putranya.

Pesawat Aviastar hilang kontak pada Jumat pukul 14.36. Sebelumnya, pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Adi Jemma, Masamba, Sulawesi Selatan pukul 14.25. Pesawat membawa tujuh penumpang dan tiga kru. (hen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Dijaga karena Angker, Pos Polantas Ini Dibiarkan Kosong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler