Putri Kadhafi Serukan Perlawanan

Sabtu, 16 April 2011 – 23:05 WIB
TRIPOLI - Aisha Kadhafi, putri Pemimpin Libya Muammar Kadhafi, kembali mencuri perhatian publikDini hari kemarin (15/4), dari balkon lantai dua kompleks Bab al-Aziziyah, dia menyuarakan pesan bernada pembangkangan terhadap pasukan koalisi

BACA JUGA: TNI Urung Serbu Perompak Somalia

Sebelumnya, sang ayah kirab mengelilingi Tripoli.

"Sekarang atau nanti, Libya tidak akan bisa ditaklukkan oleh serangan udara," tandas perempuan 34 tahun tersebut di hadapan para loyalis Kadhafi
Sejak Kamis malam lalu (14/4), ratusan pendukung Kadhafi menggelar aksi damai di kompleks Bab al-Aziziyah yang porak-poranda akibat serangan pasukan koalisis di bawah pimpinan NATO.

Sebelum akhirnya Aisha menemui mereka, para pengunjuk rasa itu terus meneriakkan slogan-slogan pro-Kadhafi di kompleks tempat tinggal pemimpin 68 tahun tersebut

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Jalankan Opsi Negosiasi dan Militer

"Hanya Allah, Muammar (Kadhafi) dan Libya
Rakyat hanya menginginkan Muammar sebagai pemimpin," seru mereka sambil mengusung poster tokoh berjuluk The Brotherly Leader tersebut.

Di hadapan para pendukung sang ayah, Aisha menegaskan bahwa bab al-Aziziyah adalah bukti kekuatan Libya

BACA JUGA: Dubes Jepang Pamitan

"Simak saja apa yang terjadi di sini saat saya masih kecilTepatnya, saat saya berusia sembilan tahunHujan rudal dan bom menimpa kompleks iniMereka berusaha membunuh sayaMereka membunuh puluhan anak-anak Libya," paparnya berapi-api.

Tapi, imbuh perempuan yang berprofesi sebagai pengacara tersebut, amunisi Barat gagal merenggut nyawanyaSekitar seperempat abad lalu, kompleks Bab al-Aziziyah memang hancurBeberapa loyalis Kadhafi tewasTermasuk putri angkatnya yang masih bayi, HannaKhamis Kadhafi yang masih balita pun sempat terluka.

"Kini, semuanya terulang lagi di tempat yang samaAnak-anak Libya kembali jadi korbanTapi, kita bukanlah orang yang mudah dikalahkan," papar Aisha sambil mengepalkan tangannya ke atasDia yakin, Bab al-Aziziyah yang porak-poranda akan kembali berdiri tegakPeristiwa 25 tahun lalu sudah membuktikannya.

Kamis pagi (14/4), Kadhafi berkeliling ibu kota dalam arak-arakan kendaraanMengenakan pakaian kebesaran plus kacamata hitam dan topi pemburunya, ayah Aisha itu berdiri di atas mobil 4x4 yang sun roofnya sengaja dibukaDi kanan kiri badan jalan, para pendukungnya mengelu-elukan pria yang sudah 42 tahun memimpin Libya tersebut.

Sepanjang jalan, Kadhafi terus mengumbar senyuman sambil mengepalkan tangannya ke udaraDi belakangnya, para pejabat tinggi pemerintahannya tak putus mendendangkan pujian pada KadhafiBersamaan dengan itu, bunyi ledakan kembali terdengar di TripoliSumber bunyi berasal dari kompleks Bab al-Aziziyah yang menjadi target utama NATO.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe memohon kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton agar Washington kembali memimpin misi koalisi di Libya"Saya meminta agar AS kembali terlibat dalam misi ini," ujarnyaTapi, Hillary tak bisa banyak berjanjiSebab, Washington sudah menyerahkan tongkat komando pada NATO.

Kemarin, dalam pertemuan para menteri luar negeri NATO di Berlin, Jerman, AS menegaskan bahwa mereka tidak akan kembali ke Libya"Kami akan tetap mendukung misi di LibyaTujuan AS dan NATO samaYakni, mengakhiri rezim Kadhafi," kata Hillary dalam pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel menjelang pertemuan(AP/AFP/hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saudi Arabia Janji Bebaskan 78 Tahanan WNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler