Putu Arimbawa dan Nawir jadi Duta Prokes, Pakar Unair Bilang Sia-sia

Senin, 10 Mei 2021 – 13:30 WIB
Putu Arimbawa (kiri) pelaku yang melontarkan ucapan goblok ke pengunjung mal Pakuwon Surabaya yang memakai masker Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Baru-baru ini muncul kasus pria tak bermasker Putu Arimbawa yang mengumpat ke pengunjung mal di Surabaya. Kemudian di Bekasi, seorang bernama Nawir mengusir jemaah masjid yang memakai masker.

Kedua pria itu ditangkap polisi kemudian meminta maaf dan diangkat menjadi duta protokol kesehatan (prokes). Fenomena itu mendapat komentar dari Pakar Administrasi Publik Universitas Airlangga (Unair) Falih Suaedi.

BACA JUGA: Orang Tua dan Tetangga Kaget Saat RAF Ditangkap Densus, Inilah Profesinya

Menurut dia, duta adalah seseorang yang secara realita bisa menyentuh orang lain bukan dengan pencitraan. Maka dari itu harus ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan.

Falih menjelaskan, kriteria pertama figur duta memiliki pribadi yang konsisten, kepedulian tinggi terhadap bidangnya.

BACA JUGA: Kasus Ini Harus jadi Pelajaran Buat Pengelola Minimarket

"Kemudian mampu memberikan nilai tambah bidang yang dikampanyekan dan menerapkan valuenya secara konsisten dalam kehidupan," kata dia, Senin (10/5).

Menurut Falih, kedua pria itu tidak mengimplementasikan value bidang yang diemban dengan baik dan konsisten karena tidak memberikan panutan.

"Kalau para pelanggar justru dijadikan duta saya melihatnya itu hal yang sia-sia dan efeknya nol,” ujar dia.

Dekan FISIP Unair itu menyebut seorang panutan harus memenuhi dia dua kriteria di antaranya harus mampu mendorong orang lain melakukan sesuatu yang sama.

"Duta harus bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain," kata dia.

Selanjutnya, kriteria kedua, duta harus memberikan contoh dan dukungan. Sehingga, pengangkatan duta dengan alasan sosok itu terkenal atau viral tidak bisa dilakukan.

“Sudah saatnya duta itu diambil dari kalangan tidak melangit, tapi membumi,” tegas dia.

Meski begitu, Falih tidak masalah jika sosok duta diambil dari kalangan bawah. Justru bisa melakukan pendekatan dan menggerakkan massa secara natural.

"Jadi, yang terpenting dari sosok duta adalah benar-benar melakukannya secara konsisten dalam kehidupan nyata dan mampu menggerakkan banyak orang,” katanya. (mcr12/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler