jpnn.com, JAKARTA - Waki Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mnegungkap empat isu turunan yang menjadi keketuaan Indonesia saat pelaksanaan international Parliamentary (P20) dan G20 di Bali November mendatang.
Keempat isu itu meliputi pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau; tantangan terkini krisis pangan dan krisis energi, stagflasi; parlemen efektif dan demokrasi yang dinamis; serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
BACA JUGA: Di Sinilah Mbak IR Disekap 11 Jam oleh Residivis Pencabulan
“Keempat isu tersebut sangat relevan dalam rangka pemulihan pascapandemi, dan sebagai upaya mengatasi berbagai permasalahan global yang muncul dewasa ini," ujar Putu melalui keterangan tertulis pada Jumat (17/6).
Hal itu disampaikan Putu Rudana sesuai pertemuan BKSAP DPR dengan para akademisi menjelang Kick-off Meeting Parliament-20 (P20).
BACA JUGA: 23 Tahun Jadi Guru Honorer, Ibu Ini Senang Meski Terima SK PPPK
Dia menjelaskan P20 bertujuan meningkatkan dimensi parlementer untuk mendukung agenda global, mendorong interaksi dan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dengan parlemen dalam implementasi hasil-hasil pertemuan G20.
Kegiatan itu juga untuk memperkuat interaksi antara ketua parlemen negara-negara G20 dan negara-negara mitra, serta kerja sama dengan PBB dan organisasi internasional lainnya.
BACA JUGA: Sesuai Arahan Bu Mega, Ganjar Pranowo Teken Komitmen Ini
"DPR menitikberatkan pentingnya kekuatan parlemen untuk mendukung pemerintah dalam pemulihan pascapandemi dan merespons tantangan global saat ini," tutur legislator asal Bali itu.
Menurut dia, perhelatan P20 dengan berbagai rangkaian pertemuan, termasuk P20 Summit pada Oktober 2022, merupakan panggung Indonesia di dunia internasional.
Politikus Demokrat itu menyebut kesuksesan menjadi tuan rumah penyelenggaraan IPU Assembly ke-144 di Nusa Dua Bali pada Maret 2022, akan diulangi kembali melalui pelaksanaan P20 yang sukses.
Forum internasional itu juga akan menjadi momen tepat untuk meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri, menggerakkan investasi ke berbagai sektor prioritas Indonesia, transfer teknologi, dan meningkatkan penjualan produk UMKM.
Hal yang tidak kalah penting menurut Putu, kegiatan P20 dan G20 kesempatan baik untuk membangkitkan dan mempromosikan sektor pariwisata, termasuk kekayaan seni budaya, kearifan lokal, serta kuliner nusantara kepada seluruh anggota G20.
"Keketuaan Indonesia di G20 harus memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kepentingan nasional," ucap Putu Rudana. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam