PVMBG: 31 Kejadian Gempa Bumi Paling Merusak Sepanjang 2024, Terbanyak di Jawa Barat

Kamis, 02 Januari 2025 – 12:35 WIB
Bangunan ambruk disebabkan guncangan gempa bumi. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, JAWA BARAT - Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG) mencatatkan sebanyak 31 peristiwa gempa bumi merusak terjadi di beberapa wilayah Indonesia selama 2024.

“Selama tahun 2024 BG mencatat telah terjadi sebanyak 31 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia. Kejadian gempa bumi merusak 2024 diawali dengan gempa bumi di Lebak, Provinsi Banten tanggal 3 Januari 2024," kata Penyelidik Bumi Utama di PVMBG, Badan Geologi Supartoyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/1/2025).  

BACA JUGA: Jasaraharja Putera Tingkatkan Kesiapsiagaan lewat Simulasi Gempa Bumi

Adapun saat itu gempa bersumber dari zona intraslab.

Setelah itu, peristiwa gempa diakhiri oleh kejadian di Garut, Provinsi Jawa Barat pada 7 Desember 2024 yang bersumber dari sesar aktif.

BACA JUGA: Gempa Bumi Magnitudo 5.0 Guncang Bandung Raya, Sejumlah Bangunan Rusak

Supartoyo mengungkapkan, peristiwa gempa bumi terjadi di beberapa wilayah Indonesia, tidak hanya Banten dan Jawa Barat.

Peristiwa gempa bumi pada tahun ini, kata dia, merupakan tertinggi selama 24 tahun.

BACA JUGA: PVMBG Identifikasi Sesar Baru Penyebab Gempa M4,9 di Bandung

"Berdasarkan catatan dari BG sejak tahun 2000 hingga 2024 telah terjadi sebanyak 5 hingga 31 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia," ujarnya.

Badan Geologi mendefinisikan gempa bumi merusak adalah kejadian gempa bumi yang telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda.

"Kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 24 tahun terakhir sejak tahun 2000, yakni 31 kejadian. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua pentingnya upaya peningkatan mitigasi bencana gempa bumi," jelasnya.

Supartoyo menuturkan, kejadian gempa bumi merusak 2024 tidak ada korban jiwa meninggal, tetapi tercatat 50 orang luka-luka, dan tidak ada kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar.

Hanya saja, beberapa kejadian gempa bumi merusak telah memberikan kepanikan seperti di Banjar-Tapin, Pulau Bawean, Batang, Berau, Sanggau, Lumajang dan Cianjur.

Lebih lanjut, PVMBG mencatat kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa dari zona penunjaman terutama zona intraslab.

Kemudian, sumber gempa bumi merusak zona intraslab terjadi pada gempa bumi pada 3 Januari 2024 di Lebak Banten, 23 Maret 2024 di Bengkulu Selatan, 27 April 2024 di Jawa Barat, 15 September 2024 di Jawa Barat, dan 24 September 2024 di Gorontalo. Magnitudonya berkisar antara M 5,3 hingga M 6,2.

Seperti halnya kejadian gempa bumi merusak pada 2023, 2024 Provinsi Jawa Barat tercatat paling banyak kejadian gempa bumi merusak, yakni 8 dari 31 kejadian gempa bumi merusak dan dominan bersumber dari sesar aktif di darat.

"Ada hal menarik dari kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 yaitu kejadian gempa bumi merusak di Pulau Bawean tanggal 22 Maret 2024 dengan M 6,5 dan bersumber dari sesar Pola Meratus yang selama ini dianggap tidak aktif," ungkapnya.  

Selain itu, terdapat kejadian gempa bumi merusak di Pulau Kalimantan yang tercatat sebanyak 3 kejadian yaitu tanggal 13 Februari 2024 di Banjar-Tapin (Kalimantan Selatan), 15 September 2024 di Berau (Kalimantan Timur), 22 September 2024 di Sanggau (Kalimantan Barat), semuanya bersumber dari sesar aktif di darat dengan magnitudo berkisar M 4,2 hingga M 5,6.

Hal menarik lainnya, tutur Supartoyo, terdapat kejadian gempa bumi merusak yang tidak bersumber dari zona sesar utama.

Bamun pada tear fault atau bisa disebut sesar antitetik, seperti kejadian gempa bumi merusak tanggal 13 Februari 2024 di Banjar-Tapin (Kalimantan Selatan), 22 Maret 2024 di Pulau Bawean, 07 Juli 2024 di Batang (Jawa Tengah).

"Hal ini tentunya harus menjadi perhatian berkaitan dengan keberadaan tear fault atau sesar antitetik ini. Data kejadian gempa bumi merusak dan peta lokasi pusat gempa bumi merusak tahun 2024 selengkapnya ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 1," jelasnya.

Kegiatan penyelidikan gempa bumi harus terus ditingkatkan terutama dalam mengidentifikasi karakteristik sumber – sumber gempa bumi yang belum terpetakan.

Data katalog kejadian gempa bumi merusak dari Badan Geologi akan membantu dalam mengidentifikasi sumber – sumber gempa bumi tersebut.

Karakteristik sumber-sumber gempa bumi tersebut harus diidentifikasi sebagai masukan (input) untuk melakukan pemutakhiran (updating) menyusun Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi dan karakteristik sesar aktif.

Kedua peta tematik tersebut mengamanatkan Badan Geologi sebagai wali data.

Peta KRB Gempa Bumi dan sesar aktif berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi gempa bumi dan masukan pada revisi penataan ruang.

"Hanya dengan upaya mitigasi dan penataan  ruang, risiko kejadian gempa bumi yang akan terulang di kemudian hari dapat diminimalkan," tuturnya.

"Selain itu upaya penguatan regulasi kebencanaan di daerah (dalam bentuk Peraturan Daerah, SK Gubernur/ Bupati/ Wali kota) tentunya turut mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi," pungkasnya. (mcr27/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PVMBG Merekam Kejadian Tak Biasa di Gunung Semeru, Warga Wajib Waspada


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Gempa Bumi   PVMBG   Kerusakan  

Terpopuler