PVTPP Gencar Kenalkan Bioteknologi Modern, Punya Banyak Keuntungan buat Petani

Minggu, 12 November 2023 – 16:25 WIB
Inhouse Training di BBPSI Biogen Bogor dan Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG) BRIN Cibinong. Foto: PVTPP

jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi dan dampak perubahan iklim global menjadi tantangan bagi pemula tanaman untuk dapat merakit varietas unggul yang toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik.

Bioteknologi menjadi sebuah jawaban akan kondisi ini.

BACA JUGA: Komitmen Cegah Korupsi, Pusat PVTPP Kementan Tekan Pakta Integritas

Maka dari itu, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementan gencar melakukan inhouse training sejak awal September lalu. Tujuannya tak lain untuk mengenalkan bioteknologi modern melalui rekayasa genetik dan genome editing.

Kepala Pusat PVTPP Leli Nuryati mengatakan bahwa mereka awal September kemarin rampung menghelat Inhouse Training di BBPSI Biogen Bogor dan Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG) BRIN Cibinong.

BACA JUGA: Teknologi Haploid Pacu Perakitan Varietas Unggul Baru, PVTPP: Lebih Cepat & Efisien

Inhouse training ini diharapkan menjadi trigger dan stimulan bagi penyelenggara pemuliaan untuk merakit varietas unggul melalui bioteknologi.

"Kami harap Pusat PVTPP mampu menjadi garda terdepan pelayanan publik di Kementerian Pertanian," ujar Leli melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/11).

BACA JUGA: Hasto Bongkar Skenario Istana soal MK, lalu Sebut Nama Pratikno

Leli berkomitmen bahwa pihaknya terus memaksimalkan potensi yang ada untuk mengakselerasi pelayanan yang diberikan.

“Sinergitas dan kolaborasi menjadi suatu keharusan. Kolaborasi terus kita lakukan dengan semua unsur pentahelix dalam upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi pangan nasional,” tegasnya.

Penelitian dalam perakitan varietas melalui rekayasa genetik di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah maupun perguruan tinggi.

Beberapa hasilnya adalah padi tahan hama penggerek batang padi kuning, padi tahan blast, padi tahan tungro, padi lignin rendah, kedelai produktivitas tinggi, tebu produktivitas tinggi, kentang phytopthora, padi efisien dalam penggunaan nitrogen (nitrogen use efficiency), dan jeruk tahan virus.

Menurut Leli, genome editing merupakan teknik pemuliaan baru yang banyak digunakan untuk merakit tanaman yang sulit dilakukan melalui cara konvensional, misalnya untuk menghasilkan tembakau yang bebas dari nikotin dengan knock out genes, meningkatkan GABA pada tomat hibrida dengan gain of function genes, meningkatkan kandungan Vitamin C dengan memodifikasi uORF untuk meningkatkan ekspresi biosynthesis genes.

"Selain CRISPR/Cas, tools lain yang dapat digunakan dalam genome editing adalah Zinc Finger Nuclease (ZFN), transcription activator like effector nuclease (TALEN), dan mega nuclease," katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lembaga Survei Dunia Ungkap Elektabilitas Anies 28,91 Persen Seusai Putusan MK


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler