jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Wilayah dan Cabang Nahdlatul Ulama se-Sumatera Selatan (Sumsel) mendukung KH Yahya Colil Staquf untuk menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Rencananya, Muktamar NU akan digelar pada 23 hingga 25 Desember 2021 mendatang.
BACA JUGA: Ditanya Kesiapan Maju di Muktamar NU Lampung, Begini Kalimat Kiai Said
Pernyataan dukungan ini disampaikan pada silaturahmi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumsel yang dilakukan secara daring.
Pada kesempatan itu, PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi menyampaikan dukungannya dan berharap Yahya Colil bisa menjadi ketua umum PBNU dalam Muktamar NU.
BACA JUGA: Identitas Oknum Polisi Penyetrum dan Penginjak Pelajar SMP Terkuak, Ini Inisialnya
“Seluruh PCNU se Sumsel mendoakan Gus Yahya Mudah-mudahan Desember 2021 (saat muktamar NU) menjadi ketua umum PBNU,” kata Amiruddin, Kamis (7/10).
Amirudin juga menyampaikan harapannya agar KH Miftachul Ahyar kembali menjadi Rois Aam PBNU.
BACA JUGA: Keluarga Pelajar yang Disetrum dan Diinjak Oknum Polisi Akhirnya Melapor ke Polda
Ketua PBNU KH Saifullah Yusuf yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan komitmennya untuk memperjuangkan Yahya Colil untuk menjadi ketua umum PBNU.
Dia menilai pria yang akrab disapa Gus Yahya itu sebagai salah satu kader muda NU yang sejak awal disiapkan oleh KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadi ketua PBNU.
“Mendoakan berarti berjuang agar PBNU bisa lebih baik lagi. Kami ingin NU lebih baik lagi,” ujar Gus Ipul -julukan Saifullah Yusuf- dalam sambutannya.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan PBNU akan dipimpin oleh seorang kader muda karena peta demografi dunia saat ini didominasi kaum muda sehingga lahan dakwah NU juga perlu berada lingkungan anak muda.
"PBNU memerlukan perubahan kepemimpinan yang lebih fresh,” ucap Nusron.
Menurutnya, kemampuan Gus Yahya tidak perlu diragukan lagi karena dia merupakan putra KH Cholil Bisri dan keponakan KH Mustofa Bisri.
Selain itu, lanjut Nusron, pemimpin PBNU harus muda, energik, berbasis pesantren, tetapi tetap mengikuti perkembangan dunia modern.
“Setelah dipilah, Gus Yahya ini yang pas. Bahkan Kiai Sepuh Lirboyo, Ploso, Sidogiri, Madura menjatuhkan pilihan ke Gus Yahya. Saya yakin sudah melalui proses yang tuntas, Selain menggunakan akal tapi juga menggunakan justifikasi spiritual yakni jalur istikharah,” tutur Nusron.
Kemudian, Gus Yahya yang mendapatkan dukungan untuk memimpin PBNU ini mengajak semua pihak di NU untuk berkolaborasi dalam membawa dan merumuskan perubahan yang baik di NU.
“Saya ingin mengajak bergabung dengan kami, bergabung dengan berbagai wilayah di Indonesia untuk bersama-sama mendorong pembaharuan peradaban yang dipimpin NU,” kata Gus Yahya.
Dia mengatakan usia NU yang hampir 100 tahun memerlukan gerakan yang lebih nyata.
Gus Yahya juga memastikan NU memiliki kekuatan yang besar karena semua pihak seperti pemerintah, politisi, dan pengusaha ingin bekerja sama dengan organisasi berbasis keislaman itu.
BACA JUGA: Polisi Gerebek Sebuah Pondok di Muratara, Hasilnya Luar Biasa
“Barang siapa mau merawat NU, maka dia akan aku anggap sebagai santriku. Barang siapa menjadi santriku aku akan mendoakan semoga dikaruniai khusnul Khotimah,” pungkas Gus Yahya. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih