jpnn.com - JAKARTA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kedatangan calon Gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono, Selasa (20/12).
Putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu diterima para pengurus PWI di kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Anies Hanya Percaya Survei Sendiri
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang sempat menyinggung insiden pengusiran wartawan oleh Gubernur Basuki T Purnama.
Dia berpesan kepada Agus untuk tak mencontoh perilaku gubernur yang akrab disapa Ahok itu jika terpilih nanti.
BACA JUGA: Survei Dulu, Baru Siap Maju Pilgub
"Kita tidak ingin ada pemimpin yang mengusir pers dan melarang pers menginjak Balaikota DKI," sindir Bintang.
Bintang mengatakan, bagaimanapun pers adalah reperesentasi rakyat. Karenannya, tentu akan membantu kinerja pemerintah daerah.
BACA JUGA: Anies Sebut Penggusuran Tak Menyelesaikan Masalah
"Jika nanti Mas Agus terpilih sebagai gubernur, saya harap dapat memegang amanah untuk dapat bekerja sama dengan pers," kata dia.
Agus Harimurti Yudhoyono menilai, peran wartawan dan media di Jakarta memiliki fungsi yang sangat penting.
"Insyaallah saya juga ingin menjalin komunikasi yang baik dengan para wartawan," kata dia.
Dia menjelaskan, berita yang ditulis wartawan, semakin membuka wawasan publik terkait isu-isu yang sangat penting untuk ditanggapi.
Kalau terpilih Agus berjanji akan menjaga UU pers dan tidak hanya memberikan keleluasaan atau freedom (kemerdekaan) pers.
Namun juga membebaskan ekspresi yang akuntabel. Publik memilliki hak apa yang dikerjakan pemimpinnya dan pemangku kebijakan terutama tata kelola pemerintahan.
"Kemitraan harus baik ada cek dan balance bukan sekongkol," kata Agus.
Agus juga mengapresisasi pers sebagai representasi masyarakat. Walaupun tidak semua masyarakat bisa menyampaikan ide dan gagasan mereka.
Sehingga ia perlu bangun keakraban, bukannya pers tidak memiliki akses terhadap pemimpinnya, karena melalui perslah masyarakat akan mengetahui seperti apa pemimpinnya.
"Saya punya keyakinan bisa membawa perubahan paradigma pembangunan DKI Jakarta. PR terbesar adalah melakukan rekonsiliasi karena terjadi fragmentasi di masyarakat sosial kita," terang dia.
Menurut Agus, membebaskan pers sebagai bentuk komitmennya menjaga NKRI. Kemudian, dengan membuat DKI menjadi adem damai dan tentram saling menghargai satu sama lain juga jadi keinginannya.
Selama ini warga Jakarta sudah terlamjur dalam dilukai. "Padahal kalau lukanya dalam penyembuhannya pasti lama," tandas dia. (wok/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WOW! Bang Sandi Sudah Keluar Rp 34 Miliar untuk Kampanye
Redaktur : Tim Redaksi