Qatar Airways mengikuti jejak maskapai Singapore Airlines membuka rute penerbangan ke Canberra, Wilayah Ibukota Australia (ACT). Canberra tampaknya pasar yang cukup besar bagi kedua maskapai ini.
Meskipun hanya memiliki populasi sekitar 400.000 orang, pekan ini, Kota Canberra tengah menanti kedatangan layanan udara internasional keduanya.
BACA JUGA: 1 Dekade Permintaan Maaf Nasional Pada Penyintas Generasi Yang Hilang
Penerbangan harian dari Doha akan tiba dan kembali melalui Sydney.
CEO Qatar Airways, Akbar al-Baker, mengatakan bahwa dia lebih memilih penerbangan langsung, namun landasan pacu Canberra tidak cukup panjang dari syarat yang ditentukan yakni 4,3 kilometer untuk penerbangan keluar.
BACA JUGA: Partai Nasional Australia Timbang Desakan Pengunduran Diri Wakil PM
Dia menolak anggapan yang menyatakan maskapainya hanya menggunakan Canberra sebagai jalan belakang untuk mendapatkan rute kedua ke Sydney, namun editor Australian Business Traveler, David Flynn, mengatakan bahwa hal itu pasti disangkut pautkan karena keputusan itu memberi mereka "kesempatan lain pada saat yang sama". Qatar Airways menjejakan bisnisnya di pasar penerbangan Canberra dengan Singapore Airlines.
ABC News: Tom Lowrey
BACA JUGA: Dianiaya Pasien Lain di RS, Dapat Kompensasi Rp 2.7 M
"Sydney jelas merupakan pasar yang sangat besar bagi Qatar," katanya.
"Qatar Airways sudah menerbangkan pesawat Airbus A380-nya ke Sydney, dan itu cukup penuh. Jadi bisa menambahkan penerbangan lain ke Sydney, itu hal yang besar."
Meskipun rute penerbangan koneksi Wellington-ke-Canberra dari Singapura Airlines telah dibatalkan setelah berlangsung sekitar 18 bulan, kehadiran rute segitiga dengan Sydney berarti warga Canberra masih bisa terbang langsung ke Singapura.
Sementara itu, rute penerbangan Qatar Airways berhenti di Sydney dalam perjalanan pulang pergi, namun tetap berarti adanya persaingan bagi penumpang internasional di Canberra.
CEO Qatar Airways, Akbar al-Baker, bersikeras tentang studi kelayakan untuk menjadi maskapai penerbangan internasional kedua yang beroperasi di ACT, dengan mengatakan bahwa ibukota Australia ini telah matang meskipun jumlah penduduknya relatif sedikit.
"Pelayanan udara tidak hanya bergantung pada populasi," katanya. Akbar al-Baker (kedua dari kiri) mengatakan Qatar Airways tidak akan terbang ke Canberra jika tidak menguntungkan secara bisnis.
ABC News: Tom Lowrey
"Tapi itu juga tergantung berapa banyak orang yang berkunjung ke sini, berapa banyak politisi yang datang ke sini, berapa banyak pengusaha yang datang ke sini, berapa banyak delegasi yang datang ke sini, berapa banyak konferensi yang Anda hadiri - semua ini menambah persyaratan layanan udara.â
"Kami tidak hanya datang ke sini untuk melayani setengah juta penduduk yang tinggal di sini, kami datang untuk menyediakan konektivitas antar kota."
David Flynn mengatakan bahwa dia tidak akan terkejut jika perang harga akan dimulai antara dua maskapai penerbangan itu saat mereka berkompetisi untuk mendapatkan basis perjalanan internasional yang sama.
Dia mengatakan dengan adanya cukup banyak wisatawan yang termotivasi, pasar bahkan bisa menjadi lebih sibuk dengan kedatangan maskapai Asia lainnya, seperti Cathay Pacific.
"Jika Anda memikirkan populasi berpendidikan dan memiliki uang yang ingin bepergian, Hong Kong jelas memiliki banyak daya tarik," katanya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyintas Bom Bali Pertanyakan Persidangan Hambali