Quick Wins, Strategi Ekonomi ala Gibran

Oleh: Andreas Mazland

Jumat, 26 Januari 2024 – 12:18 WIB
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com - Gibran Rakabuming sering kali dituding tidak memiliki kelayakan apa pun dalam memimpin selain menumpang pada nama besar bapaknya.

Tudingan itu bahkan dilontarkan secara serius oleh Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Chicko Hakim.

BACA JUGA: Revitalisasi Ala Gibran Membangkitkan Jaya Budaya Surakarta

Dilansir dari "Chico Anggap Kinerja Gibran di Solo Tidak Istimewa, Ada Bukti Dokumen Negara" (JPNN.com, 22/12/2023), ia menyebut bahwa keberhasilan ekonomi Kota Solo selama masa kepemimpinan Gibran hanya dilambung-lambungkan tanpa dasar.

Alasannya, selama memimpin Solo, Gibran tak punya prestasi di bidang ekonomi sama sekali.

BACA JUGA: Gibran Fokuskan Instrumen Pendidikan sebagai Senjata Kuat Lawan Budaya Koruptif

Akan tetapi, Chiko seperti menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Ia seakan-akan lupa bahwa hasil kerja Pemerintah Kota Solo selama dipimpin Gibran justru menampilkan performa ekonomi yang lebih baik ketimbang hasil kerja Ganjar di Jawa Tengah pada 2023.

Sebagaimana dilansir dari "Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Solo lebih tinggi dari Jateng" (Antaranews.com , 12/12/2023), Kepala Kantor BI Perwakilan Solo, Nugroho Joko Prastowo, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Solo berada pada angka 5,6–5,9% pada 2023. Angka itu lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun yang sama, yang mencatatkan angka pertumbuhan 5,07%, sebagaimana terlampir dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Triwulan III 2023.

BACA JUGA: Soal Billboard Face Swap D.O EXO, DPN Beta Gibran Minta Maaf

Saya tidak akan menuduh Chicko dengan tuduhan yang bukan-bukan sebagaimana ia menuduh Gibran. Saya hanya ingin mengatakan kepada Chicko, yang sejak sekolah menengah telah menuntut ilmu di luar negeri, bahwa fungsi utama pendidikan bukan hanya soal ilmu pengetahuan, melainkan juga sikap objektif. Saya pikir Chicko tentu lebih paham akan hal itu sebab ia lulusan Fakultas Pendidikan di New York University.

Kepiawaian Gibran Memulihkan Perekonomian

Saya akan memberikan penjelasan lanjutan untuk memperkuat pembelaan saya atas tuduhan TPN Ganjar-Mahfud atas Gibran agar saya tidak dituduh melambungkan-lambungkan Gibran tanpa dasar.

Ketika dilantik sebagai wali kota pada 2021, Gibran mewarisi perekonomian kota tersebut yang anjlok parah, yang ditenggarai terjadi karena pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan BPS Surakarta (2020), angka pertumbuhan ekonomi Kota Solo saat itu minus 1,76%. Angka tersebut sangat mengkhawatirkan.

Setelah Gibran menjabat sebagai wali kota, laju pertumbuhan ekonomi Kota Solo meningkat 4,01%. Gibran berusaha memulihkan kembali sektor-sektor ekonomi Solo yang dilumpuhkan badai Covid-19 dengan program quick wins. Program itu terbukti berhasil.

Menurut Laporan IDSD Kota Solo 2021, struktur perekonomian Kota Solo ditopang oleh sektor jasa perdagangan/retail, jasa wisata (hotel, restoran, budaya, dan hiburan), dan jasa pendidikan. Akan tetapi, Gibran belum puas dengan angka itu. Ketidakpuasannya itu dibuktikan pada tahun berikutnya. Data BPS 2022 mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi tahunan Kota Solo tembus 6,25%. Merujuk data Surakarta dalam Angka 2023, pertumbuhan ekonomi Solo 2022 melampaui pertumbuhan ekonomi Solo pada 2018-2019, yang tercatat pada angka 5,75 dan 5,78%. Saat itu Solo dipimpin Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo, kader terbaik PDIP di kota itu.

Mengembangkan Ekonomi Kreatif

Selama menjabat sebagai Wali Kota Solo, sebagai anak muda, Gibran mampu memaksimalkan segala kreativitas yang ia miliki untuk memajukan kota tersebut, yaitu mengembangkan ekonomi kreatif dengan mengakomodir para seniman di Solo dalam mengekspresikan karyanya. Contohnya, seniman wayang kini sering mentas di Taman Sriwedari. Di sana para seniman juga mendapatkan bayaran dari Pemkot Solo. Ia juga merevitalisasi Lokananta, yang akan menjadi pusat seniman, musisi, dan UMKM di Solo.

Agar para seniman itu tidak hanya jadi pajangan sebuah kota, Gibran memperbaiki infrastruktur transportasi seperti jalan tol lingkar luar dan merapikan sistem Bus Trans Solo (BTS), serta transportasi feeder yang menghubungkan stasiun kereta api dengan Bandara Adi Soemarmo. Selain itu, Gibran mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk menghadiri perhelatan-perhelatan budaya yang diadakan Kota Solo.

Lantaran itu, Solo yang dua kali gagal masuk jaringan Creative Cities Network UNESCO pada 2017 dan 2019, untuk pertama kalinya berhasil terpilih di bawah kepemimpinan Gibran. Solo dipilih Unesco sebagai Creative Cities Network dalam nominasi Craft and Folk Art pada 2023. Hal itu setidaknya menambah semangat pegiat tradisi lokal di Kota Solo yang selama ini memudar akibat penetrasi budaya modern.

Dari semua hasil kerja Gibran itu, apakah masih belum layak Gibran mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya? Atau hal itu belumlah cukup untuk dianggap sebuah prestasi dan hanya dilambungkan-lambungkan tanpa dasar saja? Kalau tidak layak, lantas apa ukuran dasar berhasilnya seorang pemimpin dalam menumbuhkan roda perokonomian wilayah administrasinya sehingga layak mendapat apresiasi dan dinilai berprestasi? Apakah harus menyesuaikan angka pertumbuhan ekonomi sama dengan hasil kerja Ganjar dan tidak boleh lebih?

Entahlah. Saya juga tidak mengerti tolok ukur keberhasilan ekonomi yang diinginkan orang-orang itu terhadap Gibran. Biarlah data dan masyarakat yang berbicara agar kita dapat menemukan hasil yang benar dalam menilai kinerja Gibran.

Penulis Adalah Penyair Alumnus Jurusan Sejarah Universitas Andalas

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler