Rabi Bikin Acara Dialog Ramadan dengan 30 Tokoh Muslim untuk Penonton Yahudi

Jumat, 08 Mei 2020 – 04:04 WIB
Acara 30 Faces for The 30 Days yang dipandi Rabi Marc Schneier. Foto: supplied for Arab News

jpnn.com - Seorang rabi atau pemuka agama Yahudi bernama Marc Schneier membuat acara bintang-bintang seputar Ramadan. Schneier melalui acara dialog bertitel 30 Faces for The 30 Days itu mengundang para tokoh-tokoh Muslim dari berbagai bidang sebagai narasumber.

Selama 20 tahun ini Schneier giat dalam membangun jembatan kesepahaman antara pengikut Yahudi dan Muslim. Pengajar Yudaisme itu dikenal dalam dialog antar-iman.

BACA JUGA: Menelusuri Sejarah Eksistensi Yahudi di Nusantara

Kini, Schneier berupaya mengedukasi orang-orang tentang makna dan pentingnya Ramadan. Acara 30 Faces for the 30 Days itu ditayangkan di Jewish Broadcasting Service (JBS) dan akunnya di media sosial.

Serial itu mengangkat dampak positif Muslim secara global dengan. Oleh karena itu pembicaranya adalah tokoh-tokoh Islam di bidang politik, agama, seni, budaya dan olahraga.

BACA JUGA: Kisah Tersembunyi Komunitas Yahudi di Indonesia

Menurut Schneier, tujuan acara itu adalah mengedukasi komunitas Yahudi dan publik pada umumnya tentang Islam dan makna Ramadan. “Ada banyak ketidaktahuan tentang Ramadan selama musim dan bulan suci bagi umat Islam ini,” ujar Schneier melalui panggilan video kepada Arab News.

Oleh karena itu Schneier berupaya menjangkau masyarakat global. “Tokoh-tokoh muslim dari politik, media, hiburan dan budaya mengajarkan dan membuat kita peka pada bulan suci bagi saudara kita ikhwan dan akhwat Muslim ini,” katanya.

BACA JUGA: Ucapkan Selamat Hanukkah, Erdogan Harapkan Umat Yahudi Bahagia dan Sejahtera

Pesan yang disampaikan Schneier memang menjangkau audiensi yang lebih luas. Siaran JBS sebagai kanal pendidikan paling luas dalam jejaring televisi Yahudi telah menjangkau 49 juta pelanggan.

Schneier menjelaskan, tujuan produksi program 30 Faces for the 30 Days bukan hanya untuk menjangkau komunitas Yahudi, tetapi juga jaringan berbagai yayasan. “Setiap episode mulai dengan saya memperkenalkan tamu istimewa kami, masing-masing telah merekam sebuah video untuk kami,” katanya.

Setiap narasumber 30 Faces for the 30 Days berbagi pemahaman tentang Ramadan dan tradisinya. ”Khususnya dalam menghadapi komunitas non-muslim dan pesan antar-iman yang bisa mereka bagikan selama bulan suci ini,” sambungnya.

Sekitar 31 tahun silam Schneier mendirikan Foundation for Ethnic Understanding. Yayasan itu menjadi platform untuk orang-orang yang berupaya memperkuat hubungan Muslim dan Yahudi.

“Ini adalah hasratku untuk menemukan jalan guna mempersempit jurang pemisah antara 1,6 miliar Muslim dengan 16 juta umat Yahudi,” katanya.

Schneier mengklaim upayanya itu telah mencapai sukses luar biasa. “Hubungan Muslim-Yahudi menjadi sangat indah,” katanya.

Pendiri Sinagoge Hampton pada 1990 di Long Island itu menginginkan umat Islam dan Yahudi tetap saling mengenali saat ada ataupun tidak ada pandemi corona. “Kita semua bersama-sama,” katanya. “Selamat memperoleh berkat Ramadan,” ucapnya.

Salah satu pembicara dalam acara itu adalah Ketua Pusat Kebudayaan islam Amerika Utara Sheikh Musa Drammeh. Dia memuju upaya Schneier yang bertujuan mempromosikan pemahaman dan menyelesaikan perbedaan antara dua komunitas, yakni Islam dan Yahudi.

“Kami bersyukur karena situasi pandemi virus corona yang tak menguntungkan inti telah membawa Ramadan pada konsep aslinya, yaitu fokus pada kemanusiaan, kebersamaan, keramahtamahan, ketidakadilan dan penindasan,” ujar Drammeh.(arabnews/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ramadan   Yahudi   Rabi   Rabi Yahudi   Muslim  

Terpopuler