jpnn.com - JAKARTA - Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Perdagangan APEC, yaitu Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan.
Dalam pertemuan tersebut, Gobel mengatakan semua kerjasama bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia, di mana masih terdapat sekitar 35 juta penduduk hidup di bawah batas kemiskinan berpendapatan kurang dari USD 1 per hari.
BACA JUGA: Dukung Langkah Pemerintah Tuntaskan Kasus IM2
"Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan upaya kerjasama perdagangan, baik secara nasional maupun internasional. Semua bentuk kerjasama perdagangan harus berdasarkan pada kebijakan yang akan membawa manfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, baik secara langsung ataupun tidak langsung," ujar Gobel dalam siaran persnya, Minggu (9/11).
Kerjasama tersebut, kata Gobel, juga harus saling menguntungkan kedua belah pihak, serta saling percaya dan memberikan pengertian. Dengan begitu, kerjasama ekonomi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Indonesia.
BACA JUGA: Pengusaha Optimistis Pasokan Listrik di Sumut Segera Stabil
"Kami fokus membicarakan kerjasama peningkatan ekonomi dengan para mitra tersebut,” ungkapnya.
Dalam pertemuan bilateral dengan Malaysia, kementerian menekankan untuk mengaktifkan kembali Joint Trade and Investment Committee yang bertujuan menyelesaikan isu-isu perdagangan serta kerjasama tripartite dalam rangka ITRC (International Tripartite Rubber Council), guna meningkatkan harga karet alam dunia yang menguntungkan bagi produsen Indonesia.
BACA JUGA: Disayangkan, Dirut Pertamina Dari Kalangan Keuangan
Pada pertemuan dengan Menteri Hongkong, Gobel memfokuskan pada usulan kerjasama pengembangan maritim.
Di mana kerjasama di sektor maritim tersebut sangat sesuai dengan program pemerintah Presiden RI Jokowi Widodo, yang ingin menjadikan maritim Indonesia besar di mata internasional.
Sementara dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Gobel berkesempatan untuk berdiskusi mengenai kerjasama di sektor panas bumi, sebagai salah satu bentuk energi terbarukan, yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara.
“Pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi tradisional (berbahan fosil) dan hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengalokasikan subsidi minyak kepada sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur," jelasnya.
Sadar pentingnya menjalin kerjasama dengan negara luar, kementerian kata Gobel bakal berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi pemerintah terkait.
"Dalam waktu dekat Kementerian Perdagangan akan melanjutkan koordinasi dengan instansi pemerintah yang terkait dengan seluruh isu kerjasama ASEAN-Korea FTA serta Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership,” tukas Gobel. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Naikkan BBM, Butuh Moratorium Industri Otomotif
Redaktur : Tim Redaksi