Radiasi Isotop Tekan Kasus DBD

Senin, 13 Oktober 2014 – 01:51 WIB

jpnn.com - TANGSEL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bakal menerapkan teknologi baru untuk menekan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknologi yang mulai diterapkan pada 2015 itu diberi nama radiasi isotop.

Untuk diketahui, kasus DBD di kota berpenduduk 1,4 juta jiwa ini terbilang tinggi. Dari data Dinkes Kota Tangsel, pada 2012 sebanyak 842 warga yang dilaporkan terjangkit DBD. Sedangkan, pada 2013 tercatat 780 laporan kasus.

BACA JUGA: Suami Kehilangan Gairah, Ini Cara Mengatasinya!

"Kami terus mencegah perkembangan DBD. Salah satunya melalui teknologi modern, radiasi isotop yang mulai diterapkan 2015 nanti," kata Sekretaris Dinkes Kota Tangsel, Suharno.

Dalam teknologi isotop, nantinya nyamuk Aedes aegypti jantan ditangkap hidup-hidup. Setelah itu, disuntik dengan isotop agar nyamuk itu mandul. Lalu dilepas kembali.

BACA JUGA: Penderita Gangguan Jiwa Terus Naik

"Dengan cara ini, nyamuk jantan tidak bisa membuahi nyamuk betina. Akibatnya, nyamuk betina tak bisa menghasilkan telur dan akan mati dengan sendirinya," beber Suharno.

Secara teknis, kata dia, nyamuk jantan dimandulkan dengan diberi paparan radiasi sinar gamma sebesar 70 gray. Nyamuk dimasukkan dalam tabung-tabung kaca berukuran sama dan diletakkan dalam jarak tertentu dari sumber radiasi. Dua menit saja, ratusan hingga ribuan nyamuk menjadi mandul karena kerja sperma mereka terganggu.

BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Biar Orgasme Optimal

Nyamuk-nyamuk itu kemudian dilepaskan di rumah-rumah penduduk dengan perbandingan sembilan nyamuk jantan mandul per satu ekor nyamuk di tiap rumah. Artinya, jika ditemukan lima ekor nyamuk, ada 45 nyamuk jantan dilepaskan.

Nyamuk-nyamuk mandul hanya akan mengganggu populasi nyamuk Aedes aegypti karena telur-telur yang dihasilkan nyamuk betina tidak akan terbuahi. Secara teori, otomatis jumlahnya di alam akan berkurang.

"Radiasi isotop tidak berbahaya. Hasilnya lebih akurat dan biayanya lebih murah. Juga lebih aman dibanding dengan teknologi sinar-X," ucapnya.

Menurutnya metode isotop sudah dilakukan diberbagai daerah. Diantaranya, Banjarnegara, Bangka Belitung dan Semarang. Selain itu, dengan penggunaan teknologi isotop biayanya lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan fogging atau pengasapan.

"Kami berharap setelah menggunakan teknologi isotop angka DBD terus menurun. Di tahun ini juga dipastikan menurun," ujarnya.(iwan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal dan Memahami Anak Indigo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler