TOKYO - Bahwasanya krisis nuklir Jepang belum sepenuhnya memang benarTapi, tetap saja kabar terbaru yang terdengar dari Negeri Matahari Terbit itu kemarin (27/3) benar-benar mengejutkan: level radiasi dari Reaktor No 2 di PLTN Fukushima melonjak sampai 10 juta kali dari batas normal
BACA JUGA: Unjuk Kesolidan, PKS Gelar Aksi Untuk Libya
Seperti dilansir New York Times, kenaikan drastis itu pertama diketahui setelah tiga pekerja yang memperbaiki sistem pendinginan di Reaktor No 3 terpapar radiasi tingkat tinggi
BACA JUGA: Jerman dan Tiongkok Pikir-pikir soal Energi Nuklir
Pengelola sekaligus pemilik PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power (Tepco), pun kemudian melakukan tes
BACA JUGA: Ajdabiya Direbut Anti-Khadafi
Namun, Tepco belum bisa memastikan penyebab kebocoran ituGawatnya lagi, hasil tes lain yang dilakukan terhadap air laut yang berada 18 mil dari Fukushima juga menunjukkan tingkat radiasi tinggiYakni, mencapai 1.250 lebih tinggi dari batas amanKarena itu, pemerintah Jepang pun memperjauh batas evakuasi menjadi 19 mil dari Fukushima
"Level radiasi itu cukup tinggiSangat mungkin air (yang terpapar radiasi) itu berasal dari reaktor," kata Hidehiko Nishiyama, juru bicara Badan Keamanan Industri dan Nuklir Jepang (NISA), seperti dikutip Reuters
Insiden terbaru itu sekaligus menghambat proses pendinginan tiga di antara enam reaktor di PLTN FukushimaItu karena semua pekerja dievakuasi untuk sementaraSaat ini, dari enam reaktor itu, baru dua yang berada dalam kondisi telah terkontrol
Selain itu, hanya satu pompa yang bekerja untuk mengeluarkan air yang mengandung radioaktifNamun, Tepco berjanji membawa dua pompa lagiSedangkan Amerika Serikat mengirimkan 500 galon air untuk membantu proses pendinginan.
Karena berbagai kondisi terakhir itu, Yukiya Amano, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional, memperkirakan bahwa krisis nuklir Jepang yang diakibatkan gempa bumi pada 11 Maret silam bisa berlangsung berbulan-bulan"Ini insiden yang sangat serius dalam standar apa pun," katanya kepada New York Times
Melonjaknya radiasi dari Reaktor No 2 PLTN Fukushima juga kian membuat banyak pihak mengkhawatirkan dampaknya terhadap produk makanan dan minumanSebelumnya, pemerintah Jepang melarang pengiriman susu dan sayuran dari Prefektur FukushimaPekan lalu AS juga resmi menjadi negara pertama yang mengharamkan impor susu dan sayuran dari wilayah terkontaminasi
Mengenai air laut yang terkontaminasi, NISA memastikan tidak membahayakan kesehatan"Gelombang laut akan menghancurkan partikel radiasiJadi, ketika dikonsumsi ikan dan tumbuhan laut, sudah aman," kata Nishiyama(c2/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jepang Menghentikan Pengiriman Produk Mamin
Redaktur : Tim Redaksi