Jerman dan Tiongkok Pikir-pikir soal Energi Nuklir

Minggu, 27 Maret 2011 – 20:05 WIB
WASHINGTON DC - Tragedi PLTN Fukushima pasca gempa dan tsunami Jepang menggugah kesadaran dunia soal nuklirJerman yang sudah cukup lama bergelut dengan energi nuklir dan mengabaikan keberatan oposisi, terpaksa menonaktifkan tujuh reaktornya

BACA JUGA: Ajdabiya Direbut Anti-Khadafi

Tiongkok yang belakangan giat melecut diri untuk menjadi pusat perekonomian dunia pun membekukan seluruh proposal pembangunan reaktornya
Padahal, belakangan, Negeri Panda itu sedang rajin mengembangkan energi nuklir.

Joseph Romm, pakar energi dari Center for American Progress di Washington DC, menganggap langkah antisipatif Jerman dan Tiongkok itu berlebihan

BACA JUGA: Jepang Menghentikan Pengiriman Produk Mamin

Dalam wawancara dengan Newscientist, dia mengatakan bahwa motivasi Jerman dan Tiongkok tersebut berbau politik
Dua negara itu tidak benar-benar khawatir pada dampak radiasi terhadap rakyatnya

BACA JUGA: Kapal Pelni Jemput TKI Arab Saudi

Apalagi, Badan Energi Internasional (IAE) menyatakan bahwa bahan bakar fosil jauh lebih mematikan dari nuklir.

"Tidak perlu diragukan lagiTidak ada yang lebih mematikan dari bahan bakar fosil," tandas RommDalam laporan 2002 lalu, IAE menyatakan bahwa insiden yang melibatkan bahan bakar fosil, baik karena alam maupun perbuatan manusia, jauh lebih mematikan dari insiden nuklirMulai dari proses pembuatannya sampai gas buangnya, bahan bakar fosil seperti bensin dan batu bara menimbulkan lebih banyak korban jiwa dibanding nuklir.

"Sebenarnya, siklus hiduplah yang mengantarkan manusia pada cedera, penyakit dan kematian," kata Paul Epstein, salah seorang direktur pada Center for Health and the Global Environment di Harvard Medical SchoolDi Amerika Serikat (AS), tiap tahunnya, bahan bakar fosil menyebabkan kematian sekitar 13.200 orangBerdasar data Clean Air Task Force yang berkantor di Boston, sebagian besar korban tewas karena polusi.

Di sisi lain, jumlah korban tewas akibat radiasi nuklir tidak sebanyak ituKorban jiwa terbesar akibat nuklir terjadi pada 1986 lalu dalam krisis nuklir di ChernobylDiperkirakan, korban tewas akibat insiden nuklir paling mematikan di dunia itu akan mencapai 9000 orangItu sudah termasuk korban-korban yang saat ini masih hidup, tapi menderita dampak serius akibat radiasi yang menyebar di seluruh Eropa tersebut.

Yang membuat nuklir mengerikan, sebenarnya, hanyalah karena dampak luar biasa yang timbul dalam tiap kejadianTidak seperti bahan bakar fosil yang jumlah korbannya bisa diperkirakan tiap tahunnya"Per tahunnya, korban tewas akibat polusi batu bara bisa diramalkanJumlahnya pun cukup masuk akalTapi, tidak demikian dengan krisis nuklirDalam satu kejadian, dampak radiasi nuklir bisa merenggut ribuan nyawa," papar James Hammitt dari Harvard Center for Risk Analysis di Boston(hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler