Rahayu Saraswati: Perjuangan Kartini Kendeng Memotivasi Saya

Selasa, 09 April 2019 – 15:39 WIB
Anggota komisi VIII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Foto: Ist

jpnn.com - Rahayu Saraswati mengatakan, perayaan Hari Kartini mengingatkan dirinya terhadap perjuangan ibu-ibu aktivis lingkungan dari Pengunungan Kendeng. Menurut dia, para Kartini Kendeng itu memiliki daya juang yang hebat dalam mempertahankan sumber air dan keasrian alam yang tersimbolisasi dalam konsep "Ibu Bumi".

"Saya belajar filosofi arti perjuangan dari para Kartini Kendeng. Mereka kuat mempertahankan dan memperjuangkan prinsip-prinsip yang mereka pegang, salah satunya alam asri jangan dikorbankan untuk industri ekstraktif," ujar anggota Komisi VIII DPR RI tersebut.

BACA JUGA: Saraswati: Kebutuhan Air Bersih Jakarta Pasti Terpenuhi

Saraswati mengatakan kegigihan dan kesabaran mereka merupakan contoh nyata kecintaan terhadap tanah air. Itulah sejatinya perjuangan Kartini dulu.

Perjuangan Kartini Kendeng menurutnya juga merupakan alarm bagi setiap pihak bahwa Indonesia adalah negara agraris. "Budaya leluhur kita itu bertani, dan itu tertanam kuat di sanubari Kartini Kendeng. Perjuangan mereka itu untuk mempertahankan budaya yang menjadi sumber nafkah mereka, mengapa di negara yang katanya agraris menjadi petani dilarang?" ujar politikus partai Gerindra itu.

BACA JUGA: Anggota Fraksi Gerindra DPR Paling Tidak Patuh Laporkan Harta Kekayaan

Saraswati menilai aksi 9 perempuan Kendeng menyemen kaki di depan Istana Negara adalah bentuk sikap heroik dalam usaha menuntut keadilan sebagaimana dulu Kartini lakukan. Dia mengakui perjuangan Kartini Kendeng menjadi salah satu pengingat baginya dalam berjuang di jalur politik.

"Keteguhan hati Kartini Kendeng menentang pemiskinan dan menolak perusakan ibu bumi tanah air memotivasi saya untuk terus berusaha membela hak-hak setiap orang melalui jalur parlemen," ujarnya.

BACA JUGA: Tegaskan Kampanye Putihkan Jakarta Usung Semangat Pancasila, Ini Indikasinya

Seperti diketahui para petani Kendeng melakukan perlawanan terhadap pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Indonesia. Perlawanan dan perjuangan menuntut keadilan mereka sudah berjalan sejak 2016.

Sejumlah petani perempuan yang dikenal sebagai Kartini Kendeng turut melakukan aksi penolakan. Mulai dari demonstrasi, aksi berdiam diri di tenda, jalan kaki Rembang-Semarang hingga aksi ekstrem yakni dua kali menyemen kaki di depan Istana Negara.

Aksi terakhir tersebut bahkan mengambil korban jiwa, Yut Patmi karena mengalami serangan jantung. "Saya dengar perjuangan Yu Patmi diabadikan dalam bentuk monumen dan langgar untuk ibadah serta berkumpul menyusun pembelaan terhadap Ibu Bumi. Saya ingin menyempatkan diri ke sana, mendengar, semoga belum terlambat. Insyaallah," tutur Saraswati. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Negara Lepas Peserta Lomba Lari Kartini Run 2019


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler