jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan nomor urut satu Rahayu Saraswati geram karena dirinya dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi penetapan izin ekspor benih lobster yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Rahayu merasa difitnah karena dikaitkan dengan kasus tersebut.
BACA JUGA: Menteri Edhy Kena OTT, Raditya Nursasongko Ungkap Perlakuan Tidak Adil di KKP
Politikus Partai Gerindra itu mengaku sudah menduga sebelumnya bahwa dirinya akan diserang dan dikaitkan dengan kasus dugaan suap yang menyeret Edhy Prabowo.
"Sejak hasil survei oleh Indikator keluar, di mana Muhamad-Saraswati unggul, saya tahu ada kemungkinan besar kami akan dilanda dengan segala upaya untuk menurunkan kredibilitas dan elektabilitas kami," kata Rahayu dalam laman Facebooknya, Sabtu (28/11).
BACA JUGA: KPK Menggeledah Kantor KKP, Menyita Dokumen dan Uang
"Tak lama kemudian berita soal Menteri KKP keluar. Saya tahu bahwa kemungkinan besar hal itu akan dipermainkan untuk menyerang saya dalam kontestasi politik. Strategi seperti ini bukanlah hal baru. Dan sayangnya, dugaan saya benar," sambung dia.
Rahayu menepis dugaan adanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dilakukan PT Bima Sakti Mutiara, perusahaan keluarganya yang memperoleh izin budi daya lobster.
BACA JUGA: Brigjen TNI Suswatyo: Pasukan Sudah Ditempatkan di Beberapa Titik
Dia pun menegaskan perusahaannya sudah mengikuti semua prosedur yang berlaku sama seperti perusahaan lainnya yang mendapatkan izin.
"Kasus yang menimpa Menteri KKP adalah soal suap yang dilakukan oleh satu PT kepadanya dan beberapa orang secara pribadi. Apa hubungannya dengan perusahaan kami?," ujar Rahayu.
Rahayu juga mengaku sudah tidak aktif lagi dalam perusahaannya tersebut sejak resmi menjadi Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
Dia juga menegaskan bahwa perusahaannya tersebut sama sekali belum pernah mengekspor benur lobster.
"Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur sama sekali. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam," ujar Rahayu.
Sebelumnya, sejumlah media online memberitakan pernyataan eks aktivis ICW Donal Fariz yang mengaitkan penangkapan Edhy Prabowo dengan Rahayu Saraswati.
Namun, saat dikonfirmasi, pria yang pernah menjabat koordinator ICW itu mengaku tidak pernah membuat pernyataan tersebut.
"Saya tidak pernah diwawancara baik text maupun melalui sambungan telepon. Saya pastikan itu pencatutan" tegas Donal. (mcr1/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi