Rajawali Ngepret Tegaskan Indonesia Tak Istimewakan Tiongkok

Dekati Jepang Agar Genjot Investasi Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 07 Februari 2018 – 17:07 WIB
Rizal Ramli. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli menepis anggapan yang menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo memanjakan Tiongkok dalam hal investasi. Tak tanggung-tanggung, tokoh yang dikenal vokal itu menyampaikan hal tersebut saat bertemu kalangan politikus, pengusaha dan akademisi di Jepang.

Belum lama ini, Rizal berkunjung ke Jepang. Dia juga bertemu Takashi Shiraishi, presiden Institute of Developing Economies, Japan External Trade Organization (IDE-JETRO) yang pernah menjadi penasihat bagi empat perdana menteri (PM) Jepang.

BACA JUGA: Demi Anak, Perempuan Ini Jajakan ASI-nya di Pinggir Jalan

Dalam pertemuan dengan Rizal, mantan rektor National Graduate Institute for Policy Studies itu menyampaikan kerisauannya tentang kebijakan pemerintah Indonesia yang seperti memanjakan Tiongkok dalam hal investasi. Rizal pun menepis anggapan itu.

"Semua investor asing kami perlakukan sama. Tidak ada yang diberikan perlakuan khusus," tutur Rizal sebagaimana dikutip dari siaran pers ke media, Rabu (7/2).

BACA JUGA: Rizal Ramli: Ternyata Sri Mulyani Norak Banget

Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli di Tokyo, Jepang. Foto: istimewa for JPNN

BACA JUGA: Rusun untuk Warga Miskin Terbakar, Belasan Tewas

Rizal lantas membeber pengalamannya semasa menjadi menteri koordinator bidang kemaritiman. Takni saat pemerintah Indonesia mengubah nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara.

“Cihna tidak terima, protes. Saya jalan terus, peta Indonesia tetap kami ubah. Sebab ini wilayah Indonesia, ini laut Indonesia, kita bisa ganti nama apa saja,” tegasnya.

Kebijakan itu menjadi bukti bahwa Indonesia tak mengistimewakan Tiongkok. “Apakah anda masih bisa mengatakan kalau Indonesia memberikan perlakuan khusus bagi China?" tuturnya.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, banyak negara berharap pada investasi Tiongkok. Sebab, Tiongkok jorjoran dalam menawarkan investasi di bidang infrastruktur ke negara lain.

Namun, tak semua terealisasi. “Pada kenyataannya realisasinya relatif rendah,” ulasnya.

Karena itu Rizal mengajak Jepang untuk lebih serius dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Terlebih, katanya, Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan visi dan misi sebagai negara demokrasi.

“Memang, di masa lalu bagus dan baik. Tapi mohon maaf, perlu lebih kuat untuk keseimbangan di kawasan ini," cetus tokoh yang beken dengan julukan Rajawali Ngepret itu.

Untuk itu, Rizal mendorong adanya aliansi strategis yang sangat besar antara Indonesia dengan Jepang. Tujuannya bukan untuk berkompetisi, tetapi justru saling melengkapi.

Dia merasa optimistis bahwa aliansi Jakarta-Tokyo bisa menjadi kekuatan dari Asia yang mendunia. "Abad ke-19 adalah abadnya Inggris. Abad ke-20 adalah abadnya Amerika, karena angkatan lautnya sangat kuat di seluruh dunia. Tapi, abad ke-21 adalah abadnya Asia," pungkas Rizal.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Pemandulan Paksa di Jepang Gugat Pemerintah


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler