jpnn.com, PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru memaparkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel.
Hal itu disampaikan Gubernur Herman Deru saat rapat koordinasi (rakor) pengendalian Karhutla 2023 bersama Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman di Kantor BPBD Provinsi Sumsel, Jumat (8/9) pagi.
BACA JUGA: Karhutla Sering Terjadi di 2 Kabupaten di Sumsel Ini
Gubernur Herman Deru mengatakan ancaman kebakaran akibat kemarau ekstrem sebagaimana prakiraan BMKG perlu menjadi perhatian semua pihak.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu terjadinya kebakaran, serta tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
BACA JUGA: Gubernur Herman Deru Kukuhkan Komisaris dan Direktur Baru Bank Sumsel Babel, Ini Pesannya
“Dukungan kekuatan TNI dan Polri, mulai dari wilayah terkecil di tingkat desa sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar,” ungkap Gubernur Herman Deru.
Di hadapan KASAD Jenderal Dudung, Gubernur Herman Deru mengungkapkan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan salah satu wilayah rawan karhutla, utamanya saat musim kemarau.
BACA JUGA: 3 Nama Ini Diusulkan jadi Pj Gubernur Sumsel, Salah Satunya Sekda SA Supriono
Hal itu dikarenakan wilayah Kabupaten OKI banyak memiliki lahan gambut dengan luasan mencapai 638.379 hektare.
“Sejak dulu, Kabupaten OKI ingin kami mekarkan, hal itu karena luaas wilayahnya sama dengan satu provinsi di daerah lain, medannya juga sangat luar biasa, lahan gambutnya sangat luas,” ungkap Herman Deru.
Diakui Herman Deru, peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli dengan permasalahan lingkungan merupakan bagian penting dalam pengendalian karhutla dengan lebih memasifkan edukasi kepada masyarakat, penguatan keterampilan bagi para sukarelawan pemadaman kebakaran, serta penyaluran bantuan sarana dan prasarana pemadaman.
“Melalui rakor ini, saya yakin jenderal akan memberi terobosan untuk mereduksi asap akibat Karhutla,” harapnya.
Sementara itu, Danrem 044/Gapo Brigjen M Naudi Nurdika dalam paparannya menyampaikan potensi terjadinya kebakaran lahan gambut di wilayah Sumsel cukup tinggi, mengingat luasnya mencapai 1.270.421 hektare.
Lahan gambut seluas itu tersebar di beberapa kabupaten, meliputi OKI, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Pali, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara.
“Adapun strategi penanggulangan karhutla melalui mitigasi dan pencegahan, di antaranya canal blocking, sumur bor, embung, desa tangkal, patroli darat dan udara, sosialisasi penyuluhan dan himbauan, protap bersama, dan peta potensi bencana,” papar Brigjen Naudi.
Danrem menambahkan yang manjadi permasalahan di lapangan saat pemadaman karhutla adalah lokasi kebakaran yang sulit dijangkau oleh petugas, ditambah lagi karakteristik lahan gambut yang sulit dipadamkan.
“Berkat kerja keras semua pihak, Karhutla di wilayah Provinsi Sumsel masih dapat dikendalikan dengan mengoptimalkan pemadaman dari udara (water bombing),” tandasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi