Rakornas Pariwisata Fokus Bahas Problem Konektivitas

Minggu, 02 April 2017 – 13:31 WIB
Arief Yahya. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Rakornas Kepariwisataan I 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (30/3) benar-benar bergaya korporasi. To the point!

Golnya pun jelas, membongkar dan mencari solusi problem bottlenecking di akses udara ke Indonesia, yang tahun 2017 ini kekurangan empat juta seats capacity. "Tiga prioritas utama Kemenpar, Go Digital, Homestay Desa Wisata, dan Air Connectivity! Rakornas I Tahun 2017 ini kami menuntaskan konektivitas udara," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membuka Rakornas Kepariwisataan.

BACA JUGA: Kemenpar Aktifkan Pentahelix Promosikan Lombok

Go Digital, lanjut Arief, sudah dijalankan di Rakornas akhir tahun lalu. Bahkan ada 6.000 pelaku industri pariwisata yang bergabung dengan Indonesia Tourism Xchange (ITX) sebagai platform digital yang mempertemukan buyers dan sellers.

"Homestay akan kami agendakan di Rakornas Triwulan II tahun 2017, tiga bulan ke depan," ungkap Menteri Arief.

BACA JUGA: Yuk, Berwisata dan Belajar Bertani di Kampung Flory

Soal Go Digital itu, Arief sudah semakin blakblakan. Menurutnya, tanpa digitalisasi maka industri akan terhenti.

"Dulu selama di Telkom, kami punya 124.000 wartel di Indonesia. Walk in service seperti itu akan mati, dan sudah terbukti, begitu teknologi GSM hadir. Sekarang wartel itu sudah sama sekali tidak berbekas," ungkapnya.

BACA JUGA: Kemenhub Dukung Program Air Connectivity Kemenpar

Arief menyebut suasana itu sama dengan saat ini. Mayoritas atau 70 persen travellers sudah memanfaatkan teknologi online.

Sedangkan 50 persen travel agent konvensional malah gulung tikar. “Karena itu ITX kami sediakan untuk memberi kesempatan industri untuk bertransformasi ke digital. Pemerintah dalam hal ini Kemenpar yang memfasilitasi," jelas Arief.

Digital lifetyle, sebut Arief, menggabungkan look, book, pay, ke dalam satu selling platform. "Kalau tidak ada Pak Luhut (Menko Maritim, red) saya singkat LBP, Luhut Binsar Pandjaitan. Tapi karena ada beliau, saya langsung saja look, book, pay," kata Arief yang langsung disambut gelak tawa sekitar 500 audiensi, termasuk Luhut yang duduk di kursi paling depan.

Semua stakeholder top 3 program kerja Kemenpar yang terkait konektivitas hadir dan berdiskusi dalam rakornas itu. Semangatnya sama dan seirama dengan tema acara, yakni Indonesia Incorporated: for Better Tourism Connectivity.

Arief Yahya menggunakan benchmark sukses Jepang dilengkapi kajian The United Nations World Tourism Organization (UNWTO) soal air connectivity. Arief mengaku menghadapi problem superserius soal konektivitas.

Tetapi dia bersyukur. Kementerian dan lembaga lain yang terkait dengan kepariwisataan sangat mendukung. Ada Kementerian Perhubungan, Pementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian BUMN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK, hingga Angkasa Pura I dan II, Airnav, perusahaan airlines, serta pemda yang concern dengan pariwisata.

Arief menegaskan, Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. “Kalau presiden sudah menentukan arah ke pariwisata, tidak ada pilihan lain, kita harus mencari jalan terbaik menuju ke sana!" ujarnya.

Semua unsur yang terkait konektivitas udara, darat dan laut, ikut disentuh. Konektivitas udara adalah titik paling krusial, karena hampir 80 persen wisman masuk ke Indonesia melalui transportasi udara.

Tapi ada problem seats capacity yang sangat terbatas. Hal itulah yang harus cepat-cepat dituntaskan.

Karenanya Kemenpar menggandeng kementerian lain untuk menuntaskan masalah itu. Istilahnya Indonesia Incorporated.

Menko Kemaritiman diharapkan menjadi system integrator dengan Menteri Perhubungan, Menteri PUPR, Menteri BUMN, Menteri LHK, Menteri Agraria dan Tata Ruang. Pengelola bandara dan airlines pun ikut disentuh.

“Target 2017 adalah mengejar 15 juta wisman. Masih minus empat juta seats capacity. Kita perlu sinergi 3A, airport, airline, authority. Dibutuhkan total collaboration dengan Kemenhub, airlines, Airnav, dan Angkasa Pura. Dan kebetulan, semuanya ikut hadir di Rakornas I Pariwisata 2017,” tutur Arief.

Konektivitas darat juga ikut menjadi sorotan. Pembangunan iInfrastrukturnya diarahkan ke percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas. Danau Toba; Tanjung Kelayang; Tanjung Lesung; Kepulauan Seribu; Candi Borobudur; Bromo Tengger Semeru; Mandalika; Labuan Bajo; Wakatobi; dan Morotai, semua disentuh. Begitu juga dengan 14 destinasi unggulan lainnya.

Caranya bervariasi. Mulai pembangunan akses jalan raya dan tol, reaktivasi dan pengembangan jalur KA, hingga pembagian peran pusat dan daerah, semua ikut dibahas. Dan hal ini dikawal langsung oleh Dirjen Hubdar, Dirjen Perkeretaapian, Dirjen Bina Marga, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Dirut Jasa Marga, Dirut Waskita Karya dan Dirut PT KAI.

Satunya lagi konektivitas laut. Ini juga terlihat seksi mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dirjen Hubla, Dirut PELNI, Dirut ASDP, Dirut Pelindo I, Dirut Pelido II, Dirut Pelindo III, Dirut Pelindo IV, turun langsung menjadi panelis.

Semuanya ikut mencari solusi mengatasi pembagian peran/otoritas Pelni, ASDP, Pelindo dan pemda. Semuanya ikut mengupayakan percepatan pembangunan dermaga/marina serta mencari cara menambah rute dan kapasitas angkut kapal wisata.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Banyak Tol untuk Perkuat Destinasi Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler