Rakyat Enggan Divaksin Covid-19? Cek Faktanya, Mengherankan

Kamis, 29 Juli 2021 – 20:16 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah memaksimalkan sumberdaya untuk mempercepat vaksinasi. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Indonesia enggan melakukan vaksinasi Covid-19 terbantahkan oleh hasil penelitian UNICEF dan Our World in Data.

Kedua lembaga itu menyebutkan sekitar 65 persen masyarakat Indonesia bersedia menerima vaksin. Angka ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan penerimaan masyarakat AS atas program vaksinasi yang hanya sebesar 63 persen.

BACA JUGA: Konon Stok Vaksin di Bio Farma Masih Aman, Pendistribusian yang Perlu Diselesaikan

Sementara penerimaan masyarakat Jepang terhadap vaksin sebesar 71 persen, masyarakat Singapura 80 persen dan masyarakat Inggris sebesar 84 persen.

Merujuk data tersebut anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah memaksimalkan sumberdaya untuk mempercepat vaksinasi.

BACA JUGA: Reisa Minta Masyarakat tidak Khawatir Kehabisan Stok Vaksin Covid-19

Pemerintah tidak bisa beralasan vaksinasi lambat karena penolakan di kalangan masyarakat.

"Faktanya lebih banyak masyarakat yang mau divaksin. Bahkan di beberapa tempat banyak yang rela antri berlama-lama agar dapat divaksin," tegas Mulyanto.

BACA JUGA: Syarief Abdullah Mendesak Pemerintah segera Memenuhi Kebutuhan Vaksin Covid-19 Daerah

Oleh karena itu, lanjut Mulyanto, pemerintah harus tanggap dengan antusiasme masyarakat ini. Dia meminta pemerintah siapkan stok vaksin yang cukup, perbanyak sentra vaksinasi.

Salah satu caranya bisa dengan melibatkan kader PKK dan Posyandu di RW se-Indonesia.

"Pemerintah harus fokus melayani masyarakat yang mau vaksin sambil terus aktif melakukan sosialisasi dan edukasi pentingnya vaksin," imbuh Mulyanto.

Masih berdasarkan survei yang sama, Mulyanto menyebutkan jumlah masyarakat Indonesia yang tidak bersedia divaksin sebesar delapan persen.

Jumlah ini relatif kecil dibanding dengan Singapura yang sebesar 9,4 persen penduduk.

Sementara masyarakat Inggris yang menolak vaksin sebesar 12 persen, Jepang sebesar 13 persen. Sedangkan masyarakat AS yang menolak vaksin Covid-19 sebesar 29 persen. Angka penolakan di AS ini hampir empat kali dari Indonesia.

Mulyanto menyebut fenomena penolakan itu hal yang wajar.

"Karena tingkat pemahaman setiap orang berbeda. Pro dan kontra adalah hal yang lumrah terkait dengan kebijakan Negara. Oleh karena itu jangan menjadikannya sebagai hambatan," jelas dia.

Pemerintah harus tetap melaksanakan kewajibannya untuk melindungi keselamatan dan kesehatan masyarakat umum.

"Saya melihat lambatnya program vaksinasi ini lebih disebabkan karena distribusi dan operasional vaksinasi di lapangan. Bukan karena aksi penolakan masyarakat. Aspek ini yang harus mendapat perhatian pemerintah," tegas Mulyanto. (mcr10/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Pencegahan Covid-19, BNPT Berikan Vaksin Gratis di Tentena Sulteng


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler