Rakyat Harus Cerdas, Politik Keluarga Berpotensi Terjadi di Pemilu 2024

Kamis, 23 Februari 2023 – 20:18 WIB
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com.

jpnn.com - JAKARTA - Masyarakat penting mewaspadai munculnya politik keluarga pada pelaksanaan Pemilu 2024.

Menurut peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus, politik keluarga penting diwaspadai agar masyarakat tidak salah dalam memilih pemimpin.

BACA JUGA: Pemilu 2024 Masuk Tahapan Krusial, Ada yang Meninggal segera Laporkan

Dia pun lantas meminta masyarakat lebih teliti dalam menentukan pilihan sebelum mencoblos di bilik suara pada pelaksanaan Pemilu 2024 nanti.

"Kemunculannya, dari calon yang dipilih oleh partai ada potensinya, karena hubungan keluarga atau politik keluarga, karena calon populer atau karena punya uang, menjadi sangat potensial di 2024," ujar Lucius.

Dia mengatakan hal tersebut pada kegiatan diskusi 'Politik Keluarga Menjelang Pemilu Serentak 2024' di Jakarta, Kamis (23/2).

BACA JUGA: Sukarelawan Projamin Dukung Moeldoko Maju di Pemilu 2024

Menurut Lucius, ada beberapa penyebab yang membuat potensi politik keluarga bisa menjadi marak di 2024.

Antara lain, tidak adanya perubahan dari sisi legal formal terkait aturan kompetisi di 2024.

BACA JUGA: Ternyata 3 Faktor Ini yang Bikin Elektabilitas Prabowo Terus Naik di Litbang Kompas

"Kami menduga atau yakin bahwa kontestasi politik keluarga atau keluarga politik ini akan sangat marak di 2024, apalagi pada Pemilu 2024 akan ada dua pemilihan dalam satu tahun yang sama," ucapnya.

Lucius lebih lanjut mengatakan adanya dua pemilihan dalam satu tahun yang sama akan menyibukkan partai politik.

Sebab harus menyiapkan berbagai upaya untuk memenangkan kontestasi, termasuk menyiapkan calon yang berpotensi memenangkan parpol.

"Tentunya kondisi tersebut membuat parpol kemungkinan besar memilih calon secara kekeluargaan yang memang jelas akan memenangkan partai, atau yang populer untuk meraup suara maupun yang memiliki kekayaan untuk menjadi modal berkompetisi," kata Lucius.

Kemudian, lanjut dia, ditambah dengan adanya penambahan daerah pemilihan, kursi legislatif serta penambahan partai politik peserta pemilu, sehingga kebutuhan calon yang akan diusung dalam pemilu legislatif, presiden ataupun pilkada, menjadi bertambah banyak pula.

"Sementara itu para parpol hanya memiliki waktu yang pendek untuk menyiapkan hal tersebut, tersisa sekitar satu tahun lagi. Bahkan, parpol harus menyiapkan daftar calon sejak April 2023," katanya.

Lucius juga mengatakan tidak semua partai politik dengan kesiapan kader yang matang untuk menjadi calon peserta pemilu.

Menurutnya, kondisi tersebut bisa menghasilkan para anggota legislatif dan kepala daerah yang tidak berkualitas.

Karena itu dia menilai masyarakat perlu lebih teliti dalam menentukan pilihan sebelum mencoblos di bilik suara pada Pemilu 2024. (Antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... ASN Dilarang Mempromosikan Peserta Pemilu 2024 di Medsos, Nekat, Konsekuensinya Berat


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler