JAKARTA - Beragam komentar mengalir deras di akun facebook milik Joko Widodo, usai Presiden RI itu menumpahkan pembelaannya atas program tiga kartu untuk masyarakat [Baca: Sebut DPR Lamban, Ini Pembelaan Jokowi Atas 3 'Kartu Sakti'], Jumat (7/11).
Ada yang memberi semangat, namun ada juga yang bertambah kesal. "Memang tidak semua rakyat memilih Jokowi sewaktu pemilihan, tetapi jika ia terpilih dan sah menurut konsitusi, maka ia adalah presiden RI ini," tulis akun Azhar Harahap.
BACA JUGA: 8 Hari ke Depan, Jokowi Blusukan ke Luar Negeri
Menurut Azhar Harahap, suka tidak suka, semua yang tinggal di Indonesia harus mengakui Jokowi sebagai pemimpin. "Termasuk presiden anggata DPR yg bercokol terus itu, suka tidak suka dia adalah pemimpin negri ini ( umara), dan jika kita masih tinggal di negri ini, dan masih mengaku warga negara Indonesia, harus mengakui bahwa ia adalah orang no 1, dan ia juga adalah presiden semua rakyat, ia tidak boleh merupakan hanya presiden pemilihnya," sebut Azhar.
"Saya tidak memilihnya, namun saya tetap mengaku bahwa saat ini ia adalah presiden saya. Dan kita menganut sistem presidensil bukan parlementer, padanya melekat sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan, sebagai kepala negara ia adalah orang no 1, panglima tettinggi yg menentukan perang dan damai, sebagai kepala pemerintahan ia memang sejajar dgn DPR sebagai lembaga bukan individu anggota dpr, jadi dia bukan sekelas fadli zon dan kkawan. Ia pria utama di indonesia," tulis Azhar Harahap di akunnya.
BACA JUGA: Angka Pengangguran Naik
Uniknya, pembelaan Jokowi ini tak hanya mengundang komentar dari dalam negeri. Seorang yang mengaku berasal dari Negeri Jiran juga tak mau ketinggalan. "Assalamualaikum pak jokowi, saya rakyat Malaysia pak.. saya amat mengagumi ketokohan pak sebagai president indonesia.. saya harap bapak mampu beri kejayaan pada negara bapak.. yang penting korupsi dulu dibuang.. Semoga Allah bersama bapak jokowi," tulis Mohd Shaparrudin.
Selain simpati dan dukungan semangat, ada juga yang terkesan kesal dengan pernyataan Presiden. Itu tersirat dari apa yang ditulis akun milik Indri Aryanti
BACA JUGA: Antasari dan Adik Nasrudin Bakal Bersaksi di PN Tangerang
"Yang main-main itu kan sampeyan sendiri mas.. masa program kartu-kartuan yang tidak seberapa menyangkut hajat hidup orang banyak berani direlease tanpa didasari oleh payung aturan dan perundang-undangannya.. dalam undang-undang dan peraturan negara yang sudah disahkan, tidak ada dan tidak dikenal istilah kartu sehat, kartu pintar, dan kartu-kartu rekaan anda itu... kalau masih belum merasa jadi presiden jangan dulu membuat keputusan yang berdampak hukum.. presiden itu lembaga negara yang setiap tindakannya harus berdasar peraturan dan undang-undang, kalau mau bebas dan tidak dipengaruhi peraturan dan perundangan, lengser aja dari jabatan presiden, dan belajar jadi dermawan dari syech puji, kamu akan dengan cepat bisa bagi-bagikan uangmu sendiri, jangan uang negara," tulisnya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PGI Setuju Kolom Agama di KTP Dikosongkan
Redaktur : Tim Redaksi