jpnn.com, JOHOR - Penduduk Kota Pasir Gudang, Johor, mengeluhkan peran pemerintah Malaysia dalam penanganan bencana gas beracun sepanjang Sungai Kim Kim. Banyak warga yang menganggap otoritas kurang sigap dan aktif dalam memperbaiki keadaan. Padahal, jumlah korban yang terdampak gas kimia itu terus meningkat.
Sujatha, orang tua korban pertama di Sekolah Kebangsaan Taman Pasir Putih, menggerutu saat melihat anaknya ditangani petugas medis. ''Pertama, anak saya dibilang butuh enam jam observasi. Lama-kelamaan, waktu observasi molor sampai 48 jam,'' ungkapnya kepada Channel News Asia.
BACA JUGA: Malaysia Tutup 111 Sekolah Akibat Gas Beracun
Muhammad Fauzi Rohani, perwakilan masyarakat Sungai Kim Kim, menilai pemerintah terlalu ceroboh dalam menangani insiden itu. Pada insiden pertama, langkah pembersihan oleh pemerintah justru membuat reaksi kimia memperparah keadaan. Di sisi lain, masyarakat dibiarkan panik tanpa imbauan atau arahan.
''Saat ini, masih banyak anak yang bermain di luar. Mereka tidak sadar karena tak ada yang memberi tahu kami betapa berbahayanya kondisi saat ini,'' ucap Rohani.
BACA JUGA: Slamet Tolak Tawaran Ratusan Juta dari Malaysia Demi Puyuh Indonesia
Menurut Strait Times, sudah ada 3.555 warga yang terdampak zat kimia tersebut. Sebanyak 202 di antaranya harus menginap di rumah sakit (RS). Sementara itu, 531 korban sudah dipulangkan dari RS Sultanah Aminah.
''Kami berharap wakil rakyat bisa turun ke lapangan dan menjelaskan kepada penduduk. Jadi, mereka tahu keadaan saat ini,'' ujar Kepala Komite Kesehatan, Lingkungan, dan Agrikultur Negara Bagian Johor Sahruddin Jamal. (bil/c18/dos)
BACA JUGA: Siti Aisyah Tak Menyangka Bisa Pulang ke Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sah, Pengadilan Malaysia Bebaskan Siti Aisyah
Redaktur & Reporter : Adil