jpnn.com, YANGON - Ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta berbaris di kota terbesar Myanmar, Yangon, pada hari ketiga demonstrasi di jalanan, Senin (8/2).
Demonstrasi itu menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
BACA JUGA: Jaringan Internet Myanmar Tersambung, Demo Antimiliter Makin Besar
Sekelompok biksu berjubah warna kunyit berbaris di barisan depan aksi protes bersama para pekerja dan mahasiswa.
Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni di samping spanduk merah dengan warna Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Suu Kyi.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Kecam Kudeta Militer di Myanmar
"Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer," demikian tulisan pada salah satu spanduk aksi protes itu. Banyak pengunjuk rasa mengenakan pakaian hitam.
Para penentang kudeta Myanmar menyerukan lebih banyak aksi protes dan penghentian pekerjaan pada Senin setelah puluhan ribu orang bergabung dalam demonstrasi pada akhir pekan.
BACA JUGA: Rakyat Myanmar Tidak Takut, Turun ke Jalan Melawan Kediktatoran Militer
Protes yang melanda Myanmar pada Minggu (7/2) adalah yang terbesar sejak Revolusi Saffron 2007 yang dipimpin oleh para biksu Buddha yang membantu mendorong reformasi demokrasi yang terhambat oleh kudeta oleh militer pada 1 Februari lalu. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil