Rakyat Thailand Butuh Kepastian

Senin, 15 September 2008 – 11:26 WIB
BANGKOK - Di saat Dewan Perwakilan Thailand menjadwalkan kembali pemilihan PM baru, pejabat karteker Perdana Menteri (PM) Somchai Wongsawat mencabut status kondisi darurat Bangkok setelah efektif 12 hari

Menurutnya keadaan darurat yang diterapkan di Bangkok itu telah justru membentuk citra negatif negara ini

BACA JUGA: Kereta Tabrakan di LA, 17 Orang Tewas

Keputusan pencabutan status darurat itu diambil setelah melakukan pertemuan dengan Panglima tentara Jenderal Anupong Paojinda dan kepala polisi Jenderal Patcharawat Wongsuwan,  serta pejabat keamanan senior lainnya Sabtu malam


Somchai menyerukan kepada seluruh elemen untuk melakukan kompromi dan menempatkan kembali negara itu sebagai “The land of smiles”  (negeri yang murah senyum)

BACA JUGA: Politik Thailand Berubah Cepat

Dengan mengakhiri status kondisi darurat Bangkok yang ditetapkan pada 2 September lalu itu, diharapkan dapat meredekan ketegangan di Thailand dan memulihkan kembali kunjungan turis ke negara Gajah Putih itu. 

”Status darurat sudah berakhir,” ujar Somchai dalam jumpa pers bersama dengan pejabat keamanan senior lainnya di markas Tentara Angkatan Darat Thai Royal Minggu pagi (14/9).  Dia menyadari bahwa kelompok sosial Thailand telah terpecah sangat dalam, namun situasi untuk menerapkan ibu kota dalam keadaan darurat tidak akan lama, karena memberikan  wewenang terhadap militer untuk memperbaiki kembali situasi dengan didampingi oleh polisi


“Saya meminta seluruh partai untuk kembali bersama-sama memecahkan masalah dan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi untuk bangsa ini,” katanya

BACA JUGA: Jumlah Kematian Anak Turun 27 Persen

”Kita harus mengembalikan senyum kepada negara ini lagi,” katanya”Kita harus membuat pendatang percaya, khususnya para turis, bahwa negara kita negara damai dan tidak ada lagi konflik,” paparnya

Somchai yang belakangan namanya difavoritkan sebagai PM permanen oleh parlemen, menyerukan  kepada Aliansi Rakyat Pro Demokrasi (PAD) untuk berhenti melakukan aksi protes di kantor pemerintahPAD kemudian menolak menghentikan aksi protes dan pendudukan kantor pemerintah

Status darurat dikeluarkan oleh PM Samak Sundaravej setelah terjadi kerusuhan antara kelompok pendukung pemerintah, dengan pendukung anti pemerintahDalam insiden itu seorang tewasAksi protes yang terus berlangsung sejak 26 Agustus itu tersebut menutut Samak untuk mundur.  Ketegangan tersebut cepat mereda namun beberapa negara mengeluarkan peringatan perjalanan wisata di negara itu.

Parlemen menjadwalkan pemilihan PM Rabu (17/9)Namun masih belum ada keputusan dari koalisi enam partai berkuasa siapa yang akan menggantikan SamakPemilihan sebenarnya dijadwalkan Jumat pekan lalu, namun terjadi boykot karena Samak mencalonkan kembali dirinyaSetelah di boikot oleh partai koalisi lainnya Samak akhirnya mundur dari pencalonannya kembali

Partai Samak, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) memiliki 233 dari total 480 kursi di parlemenTiga anggota partai dicalonkan sebagai kandidatTermasuk Somchai, yang merupakan deputi PM dan menteri pendidikan kabinet Samak yang juga saudara ipar mantan PM Thaksin Shinawatra; Menteri Kehakiman Sompong Amornwiwat, dan Menteri Keuangan  Surapong Seubwonglee. (AP/AFP/Bangkok Post/erm) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Palin Terus Yakinkan Publik AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler