Menurutnya keadaan darurat yang diterapkan di Bangkok itu telah justru membentuk citra negatif negara ini
BACA JUGA: Kereta Tabrakan di LA, 17 Orang Tewas
Keputusan pencabutan status darurat itu diambil setelah melakukan pertemuan dengan Panglima tentara Jenderal Anupong Paojinda dan kepala polisi Jenderal Patcharawat Wongsuwan, serta pejabat keamanan senior lainnya Sabtu malamSomchai menyerukan kepada seluruh elemen untuk melakukan kompromi dan menempatkan kembali negara itu sebagai “The land of smiles” (negeri yang murah senyum)
BACA JUGA: Politik Thailand Berubah Cepat
Dengan mengakhiri status kondisi darurat Bangkok yang ditetapkan pada 2 September lalu itu, diharapkan dapat meredekan ketegangan di Thailand dan memulihkan kembali kunjungan turis ke negara Gajah Putih itu.”Status darurat sudah berakhir,” ujar Somchai dalam jumpa pers bersama dengan pejabat keamanan senior lainnya di markas Tentara Angkatan Darat Thai Royal Minggu pagi (14/9). Dia menyadari bahwa kelompok sosial Thailand telah terpecah sangat dalam, namun situasi untuk menerapkan ibu kota dalam keadaan darurat tidak akan lama, karena memberikan wewenang terhadap militer untuk memperbaiki kembali situasi dengan didampingi oleh polisi
“Saya meminta seluruh partai untuk kembali bersama-sama memecahkan masalah dan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi untuk bangsa ini,” katanya
BACA JUGA: Jumlah Kematian Anak Turun 27 Persen
”Kita harus mengembalikan senyum kepada negara ini lagi,” katanya”Kita harus membuat pendatang percaya, khususnya para turis, bahwa negara kita negara damai dan tidak ada lagi konflik,” paparnyaSomchai yang belakangan namanya difavoritkan sebagai PM permanen oleh parlemen, menyerukan kepada Aliansi Rakyat Pro Demokrasi (PAD) untuk berhenti melakukan aksi protes di kantor pemerintahPAD kemudian menolak menghentikan aksi protes dan pendudukan kantor pemerintah
Status darurat dikeluarkan oleh PM Samak Sundaravej setelah terjadi kerusuhan antara kelompok pendukung pemerintah, dengan pendukung anti pemerintahDalam insiden itu seorang tewasAksi protes yang terus berlangsung sejak 26 Agustus itu tersebut menutut Samak untuk mundur. Ketegangan tersebut cepat mereda namun beberapa negara mengeluarkan peringatan perjalanan wisata di negara itu.
Parlemen menjadwalkan pemilihan PM Rabu (17/9)Namun masih belum ada keputusan dari koalisi enam partai berkuasa siapa yang akan menggantikan SamakPemilihan sebenarnya dijadwalkan Jumat pekan lalu, namun terjadi boykot karena Samak mencalonkan kembali dirinyaSetelah di boikot oleh partai koalisi lainnya Samak akhirnya mundur dari pencalonannya kembali
Partai Samak, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) memiliki 233 dari total 480 kursi di parlemenTiga anggota partai dicalonkan sebagai kandidatTermasuk Somchai, yang merupakan deputi PM dan menteri pendidikan kabinet Samak yang juga saudara ipar mantan PM Thaksin Shinawatra; Menteri Kehakiman Sompong Amornwiwat, dan Menteri Keuangan Surapong Seubwonglee. (AP/AFP/Bangkok Post/erm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Palin Terus Yakinkan Publik AS
Redaktur : Tim Redaksi