Ramadan, Inovasi Layanan Ibadah, Mampukah Kita?

Selasa, 23 Juni 2015 – 19:22 WIB
Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo, Sigit Setyawan. Foto Radar Surabaya/ JPNN.com

jpnn.com - BARUSAN berlalu sebuah event, inovasi  pelayanan  publik  tingkat nasional.

Itu adalah sebuah simposium dan pameran yang menampilkan inovasi para pelaku penyedia layanan masyarakat yang digelar di Sidoarjo, Jawa Timur sebuah kabupaten yang   disebut sebagai Window of the East Java Province.

BACA JUGA: Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi

Pada pameran tersebut, berbagai instansi pusat, daerah, maupun badan usaha berlomba untuk menampilkan berbagai inovasi  yang  telah  dilakukan  demi peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.  

Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sambutannya, seperti biasa dengan ciri khasnya yang bergaya Jawa Timuran, menyampaikan bahwa inovasi  layanan  publik  menunjukkan peningkatan kualitas layanan masyarakat dan  merupakan  upaya  pencegahan perbuatan korupsi bila dilaksanakan.

BACA JUGA: Penentuan Awal Ramadan Kamis, 18 Juni 2015 Berpotensi Bersamaan

Itu merupakan perwujudan clean government.

Menteri  Pemberdayaan  Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi juga menekankan, saban tahun setiap instansi harus punya inovasi.

BACA JUGA: Dari Bekasi Jam 8 Malam, Jam 7 Pagi Masih di Cikampek

Dia juga mengamini hal yang disampaikan Pakde Karwo.

Para pelaku layanan masyarakat kini saling berkompetisi dengan berbagai inovasi  guna  memberikan  berbagai kemudahan kepada masyarakat dalam mewujudkan kebutuhan masyarakat memperoleh hak layanan dengan mudah, cepat, tidak bertele-tele, dan yang murah tanpa embel-embel biaya lain-lain.

Selayaknya hal seperti itu diapresiasi untuk mendorong semakin tumbuhnya inovasi dalam pelayanan masyarakat.

Mereka berupaya untuk melepaskan  diri  dari  rutinitas  dan menumbuhkan kreativitas. Sudahkah berbagai inovasi tersebut memberikan kepuasan kepada masyarakat?

Penilaian  kualitas  layanan  bergantung pada tiga hal. Yakni, institusi penyedia  layanan,  sistem  layanan,  dan masyarakat pengguna layanan.

Ketiganya harus terpadu sehingga sistemnya berjalan  sesuai  dengan  kebutuhan pengguna layanan. Masyarakat tinggal menunggu   kesungguhan   penyedia layanan dalam memanfaatkan sistem yang dibuat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna layanan.

Itulah hakikat inovasi layanan publik. Kita sudah memasuki Ramadan lagi.

Masyarakat menyambutnya dengan semangat yang kurang lebih sama seperti Ramadan lalu.  TV  juga  sama  seperti tahun lalu. Banyak ditawarkan barang yang belum tentu dibutuhkan, namun oleh produsen dibuat agar masyarakat menjadi ingin membeli barang tersebut.

Percakapan  dan  perdebatan  yang sering muncul di layar kaca maupun di media cetak berkutat  pada  masalah yang juga tidak jauh berbeda dari tahun lalu.

Masalah naiknya harga telur, gula, beras,  dan  kebutuhan  pokok  lainnya juga menjadi sesuatu yang rutin terjadi pada  Ramadan.  

Instansi  pemerintah dan perusahaan swasta mengagendakan banyak  kegiatan  yang  bertajuk  buka puasa bersama. Khas Ramadan.

Tidak  berbeda  Ramadan  tahun  lalu. Seolah Ramadan merupakan rutinitas yang hambar dan tanpa inovasi. Mampukah kita pada Ramadan ini menumbuhkan inovasi dengan kreativitas ibadah kita?

Ramadan  merupakan  kesempatan bagi kita untuk melepaskan rutinitas dan menumbuhkan inovasi dalam beribadah.

Saatnya menumbuhkan inovasi dan  meningkatkan  kreativitas  guna meningkatkan kualitas layanan ibadah.

Jika  rutinitas  kita  pada  Ramadan sekadar tidak makan tidak minum pada siang serta menggantinya dengan sahur dan  berbuka,  dalam  Ramadan  ini seharusnya ditingkatkan dengan menghindari kesombongan, menganggap diri lebih tinggi daripada orang lain, menghindari kebohongan, serta menghindari gibah dan menyakiti sesama.

Dalam Hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah menisbatkan ibadah saum kepada diri-Nya, ”Sesungguhnya, ia adalah untuk-Ku.”  

Balasan  ibadah  saum  merupakan rahasia  Allah  dengan  hamba-Nya.  Bila diibaratkan puasa Ramadan sebagai sebuah layanan (baca layanan ibadah), bukankah
keberhasilan sebuah layanan bergantung pada tiga  hal, penyedia layanan, sistem layanan, dan pengguna layanan.

Allah  SWT  merupakan  pengguna layanan yang menilai kualitas layanan ibadah  kita.  

Sistem  layanan  ibadah juga sudah baku karena sudah diatur dalam Alquran Surat Al Baqarah 183–185 dengan berbagai hadis yang menguraikan  tentang  saum.  

Kita  diposisikan sebagai penyedia layanan yang harus  terus  melakukan  inovasi  dan menumbuhkan kreativitas dalam ibadah Ramadan. (awa/opi/jpnn)

Sigit Setyawan
Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiket KA Online Dinilai Efektif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler