jpnn.com, KUALA LUMPUR - Kediaman mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur digeledah polisi, Rabu (16/5) malam. Penggeledahan selama 12 jam itu terkait kasus korupsi 1MDB.
Penggeledahan ini benar-benar mencoreng muka Najib. Bagaimana tidak, tengah malam hingga pagi rumahnya diacak-acak polisi. Di hari pertama bulan suci Ramadan pula.
BACA JUGA: Ngebet Sikat Najib, Mahathir Copot Jaksa Agung
Semua dimulai tepat sepulang Najib dari salat Tarawih. Sebanyak 16 mobil polisi dan Black Maria, truk pengangkut tahanan, mengepung rumah mewahnya di Kuala Lumpur.
Kemarin, Kamis (17/5), sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, razia berakhir. Sekitar 90 menit sebelumnya, tiga mobil polisi meninggalkan kediaman Najib. Tidak ada dokumen yang disita dari rumah mewah tersebut.
BACA JUGA: Bantah Fasilitasi Najib Razak Masuk Indonesia
”Investigasi kami masih berjalan. Kami baru bisa membagikan informasi kepada publik setelah pencarian berakhir,” kata Amar Singh, direktur penyelidikan kriminal kepolisian, kepada Reuters.
Dari kediaman Najib itu, menurut Malaysian Digest, polisi mengusung sejumlah kotak. Beberapa di antaranya berwarna biru.
BACA JUGA: Lihat Pemilu Malaysia, Gerindra Prediksi Jokowi juga Tumbang
”Mereka hanya menyita barang-barang pribadi dari rumah ini. Tidak ada bukti-bukti yang mengarah pada perbuatan kriminal,” ujar Harpal Singh Grewal, pengacara Najib, seperti dilansir Bernama.
Harpal menegaskan, razia itu tidak akan diikuti dengan penangkapan meskipun polisi membawa Black Maria ke kediaman Najib. ”Tidak ada indikasi (polisi) akan melakukan penangkapan,” katanya dalam jumpa pers di halaman rumah Najib pada pukul 04.00 dini hari kemarin.
Dia menambahkan bahwa selama razia berlangsung, Najib dan keluarganya sangat kooperatif. Selain di kediaman Najib itu, polisi juga merazia empat lokasi lain yang semuanya berkaitan dengan suami Rosmah Mansor tersebut.
Masing-masing dua properti di Pavilion Residences, kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur serta dua lokasi lain di Putrajaya. Yakni, kediaman resmi PM, Seri Perdana, dan kantor PM, Perdana Putra.
Investigasi skandal 1MDB memang menjadi salah satu prioritas PM Mahathir. Pemimpin berusia 92 tahun itu juga sudah memerintahkan Kejaksaan Agung Malaysia untuk membuka kembali kasus yang jalan di tempat tersebut.
Di era Najib, penyelidikan skandal megakorupsi senilai USD 700 juta (sekitar Rp 9,8 triliun) itu macet di Malaysia. Tapi, investigasi di Singapura, Swiss dan Amerika Serikat (AS) jalan terus.
Mahathir berjanji akan mengembalikan uang rakyat yang disalahgunakan rezim Najib dalam skandal 1MDB itu. Tanpa menyebutkan nilainya, pemimpin kelahiran Alor Setar, Negara Bagian Kedah itu bersumpah bakal mengembalikan sebanyak mungkin.
Imigrasi Malaysia juga sudah mencekal paspor Najib dan sang istri. Sejak Sabtu (12/5), mereka praktis tidak bisa meninggalkan Malaysia. (hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suram, Najib Ogah Ucapkan Selamat kepada Mahathir
Redaktur & Reporter : Adil