jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro memprediksi Indonesia akan mempunyai Produk Domestik Brutto (PDB) terbesar keempat di dunia pada 2050.
"Angka pendapatan USD 28,934 juta untuk 320 juta penduduk," ujar eks Menteri Riset dan Teknologi itu pada penyelenggaraan Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA), Universitas Indonesia (UI) dalam sesi kuliah umum bertajuk “Merawat & Mengembangkan Potensi Indonesia”.
BACA JUGA: Guru Besar FKUI Sebut Tiga Hal Ini Wajib untuk Pasien Isolasi Mandiri
Menurutnya, Indonesia pada 2040-2050 punya kesempatan untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serika.
Hal itu didapatkan melalui bonus demografi, di mana jumlah usia produktif (17-60 tahun) di Indonesia akan sangat besar.
BACA JUGA: IDI Beberkan Syarat Agar Ibu Hamil Bisa Disuntik Vaksin Covid-19
Prof. Bambang menyebut pada 2050 eletrifikasi/jumlah akses listrik di Indonesia akan mencapai 1 juta megawatt, fasilitas kesehatan yang meningkat, kunjungan wisatawan mencapai 150 juta orang per tahun.
"Untuk dapat mencapai prediksi-prediksi tersebut, bonus demografi ini harus dikelola menggunakan pendidikan dan penguasaan teknologi-informasi," ungkap Prof. Bambang.
BACA JUGA: IDI Beberkan Kesalahan Fatal saat Menjalani Isolasi Mandiri, Tolong Dihindari!
Dia juga merekomendasikan para mahasiswa baru di UI untuk memiliki empat skill milennial yang akan sangat berguna di era digital, yaitu kemampuan memecahkan masalah (problem solving), manajemen diri (self-management), bekerja sama dengan orang lain (working with team), dan kemampuan memahami perkembangan teknologi (technology & development).
Selain itu, eks Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas) itu menyatakan perubahan mendasar yang harus dilakukan Indonesia dalam bidang ekonomi ialah mengubah paradigma pembangunan.
"Dari berbasis sumber daya alam (SDA) menjadi berbasis inovasi-riset," tegas Prof. Bambang.
Prof. Bambang mengakui bahwa potensi SDA Indonesia ini luar biasa, bahkan salah satu yang terkaya di dunia.
"Indonesia adalah salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan jumlah produksi sebesar 465 ribu ton per tahun," kata Prof. Bambang.
Tidak hanya itu, produksi karet dan kopi Indonesia juga merupakan salah satu produksi terbesar di dunia dengan jumlah sebesar 2,80 juta ton, dan kopi sebesar 465 ribu ton per tahun.
Belum lagi potensi laut dan keanekaragaman hayati yang begitu besar, menjadikan Indonesia adalah negara yang terberkati (given) oleh SDA.
"Namun, SDA bukanlah faktor penentu terkuat dari kemajuan suatu negara, tapi yang utama adalah sumber daya manusia, terutama dalam ekosistem ekonomi yang digerakkan oleh teknologi-informasi," ujarnya.
Pada ekosistem ekonomi berbasis inovasi, keberadaan para entrepreneur (wirausahawan) diperlukan.
Prof. Bambang menegaskan saat ini negara membutuhkan para pencipta lapangan kerja yang dapat mengolah SDA Indonesia melalui riset dan inovasi.
"Sehingga menjadi produk intermediate atau produk akhir yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat," tegas Prof. Bambang. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia