jpnn.com - BANJARBARU – Perjalanan sindikat perampokan antar pulau, Kamis (27/3) kemarin berakhir di Kota Banjarbaru. Lima bandit asal Gresik Jawa Timur ini dibekuk aparat di Hotel Ardhika Jalan Angkasa Raya pagi kemarin.
Mereka langsung didor aparat Polres Banjarbaru ketika mau kabur dari penginapan tersebut. Alhasil, suasana Jalan Angkasa Raya Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin heboh.
BACA JUGA: Dokter Gadungan Culik Bayi
Warga melihat kaki lima rampok yang bersimbah darah. Empat kaki rampok ditembusi timah panas. Satunya masih tertanam. Mereka pun langsung dibawa ke RSUD Banjarbaru untuk mendapatkan penanganan medis.
Sindikat rampok ini dikomandoi Fathoni Kurniawan (39), warga Jalan Randu Boto RT 1 RW 3 Kecamatan Sedayu Gresik. Anak buahnya, Dedi Irawan bin Malik (25), warga Desa Asem Manis Gresik Kecamatan Sedayu, Faris Santoso (26), warga Jalan Manunggal II nomor 25 RT 11 Kelurahan Sembayat Kecamatan Manyar Gresik, Rudianto (32), warga Jalan Randu Boto RT 3 RW 3 Kelurahan Randu Boto Kecamatan Sedayu Gresik dan Muhammad Budi (32), warga Jalan Randu Boto RT 2 Kecamatan Sedayu Gresik.
BACA JUGA: Pesta Pernikahan Berujung Duka Kematian
Thoni sapaan akrabnya pernah dipenjara satu tahun lantaran kasus pencurian 1,5 kilogram di Banyu Wangi bersama rekan lamanya. Thoni juga pernah mengobok-ngobok toko handphone di Banyu Wangi. Akhir tahun 2013 ia dibebaskan bersyarat.
Namun rupanya jeruji besi tak cukup membuatnya jera. Pasalnya ia sudah beraksi selama tiga bulan terakhir. Ironisnya, ia mengajak kawan-kawannya di kampung yakni Kecamatan Sedayu untuk berkomplot menjadi rampok di Pulau Kalimantan.
BACA JUGA: Mantan Sekdes Terpidana Korupsi Diringkus
Menurut keterangan tersangka, perjalanan mereka dimulai dari tempat mereka lahir yakni Gresik. Tujuan perdana mereka yakni Tarakan Kalimantan Utara. Sindikat rampok ini berhasil membawa pulang dua karung handphone dari sebuah konter. Dua karung handphone itu mereka jual senilai Rp50 juta.
Sukses menggarap toko handphone, mereka meluncur ke Balikpapan. Lagi-lagi mereka merampok sebuah konter handphone.
Hasilnya 8 buah handphone dikantongi. Di sini mereka membeli Mobil Strada Triton nomor polisi KT8772AW senilai Rp170 juta. Mereka baru membayar uang muka senilai Rp90 juta. Berangkat dari sana, sasaran mereka menjurus ke Binuang Tapin.
Kantor Pos dan sebuah toko dibobol. Namun hasilnya nihil. Perjalanan mereka selanjutnya ke luar Provinsi Kalsel yakni Kalimantan Tengah, tepatnya di Kapuas dan Pulang Pisau. Di Kapuas sindikat ini berhasil membobol Kantor Pos, dua buah laptop dibawa kabur.
Sementara di Pulang Pisau, mereka mendapatkan 7 buah televisi dari hasil membobol toko elektronik. Informasi yang dihimpun, sindikat ini juga pernah membobol toko handphone di Kota Banjarmasin.
Namun, Kamis (27/3) kemarin merupakan akhir perjalanan sindikat asal Gresik ini. Target operasinya di Banjarbaru yakni Kantor Pegadaian, Toko Obat Kimia Farma, Alfamart dan Toko Handphone Simpang Empat Banjarbaru. (lebih lengkap lihat table)
Lucunya, kendati sindikat antar pulau yang mereka ambil puluhan slop rokok, lembaran baju kaos hingga cokelat di Alfamart. Uniknya lagi di Kantor Pegadaian, mereka mengambil uang receh yang nilainya Rp145 ribu.
Kapolres Banjarbaru AKBP Riko Sunarko saat konferensi pers menjelaskan, Fathoni memang pemain lama yang pernah mendekan dijeruji. Ketika di Banyu Wangi, Riko sendiri yang masuk dalam penanganan kasusnya. “Dia itu baru bebas tiga bulan lalu. Saat itu mencuri emas beratnya 1,5 kilogram,” tegasnya.
Modusnya sendiri ungkap Riko, ketika mereka berada di Kota Banjarbaru, sindikat ini membeli peralatan bobol di Q Mall Banjarbaru. Seperti linggis, pisau, masker, bor, obeng, kunci dan lainnya. (mat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larikan Rp 2,2 Miliar, Sopir Pengantar Uang ATM Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi