Rangkaian HUT ke-18, Brawijaya Healthcare Gelar 'Happy, Healthy & Fun', Ini yang Dibahas

Rabu, 18 September 2024 – 12:33 WIB
Brawijaya Healthcare dalam rangkaian HUT ke-18 menggelar acara 'Happy, Healthy & Fun' dengan membahas sejumlah hal penting terkait kesehatan. Foto: Dokumentasi Brawijaya Healthcare

jpnn.com, JAKARTA - Brawijaya Healthcare menyelenggarakan acara 'Happy, Healthy & Fun' yang berlangsung di Studio 2 XXI Pondok Indah Mall II, Jakarta.

Kegiatan yang diadakan sebagai rangkaian HUT ke-18 Brawijaya Healthcare itu menghadirkan empat narasumber, yakni dokter spesialis jantung ternama dari Braveheart Brawijaya Healthcare, yakni Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS.

BACA JUGA: Brawijaya Healthcare Rayakan HUT ke-18: Melayani Sepenuh Hati, Kebanggaan Negeri

Kemudian dokter subspesialis gynekologi dan onkologi, yakni Dr. dr. Chamim, Sp.OG.SubSp.Onk dari Brawijaya Hospital Saharjo.

Narasumber berikutnya dokter spesialis obgyn, yakni dr. Niken P. Pangastuti, Sp.OG – KFER dari unit IVF Brawijaya Hospital Antasari

BACA JUGA: SehatQ, Grup RS Brawijaya & RS Husada Berkolaborasi, Karyawan Diuntungkan 

Terakhir, dokter spesialis orthopedi, yakni dr. Paramita Dyah Lasmana, Sp.OT dari Brawijaya Hospital Tangerang

Brawijaya Healthcare saat ini mempunyai beberapa Center of Excellence atau layanan unggulan, salah satunya BraveHeart Center.

BraveHeart merupakan salah satu center yang mengkhususkan diri dalam pelayanan jantung atau kardiovaskular.

BraveHeart memiliki tim dokter spesialis maupun subspesialis di bidang jantung, termasuk ahli dalam intervensi koroner, elektrofisiologi dan terapi pacu jantung, penggantian katub jantung tanpa operasi, pencitraan jantung, bedah, dan jantung anak, yang semuanya dipimpin oleh seorang kardiolog senior terkemuka, yaitu dr. Muhammad Yamin sebagai Chairman of BraveHeart Center.

Pada kesempatan tersebut, dr. Muhammad Yamin mengatakan secara umum penyebab penyakit jantung terbagi atas kelompok umur, yaitu kelompok umur muda (di bawah usia 40 tahun), dan kelompok umur tua (di atas 40 tahun).

Untuk kelompok umur di bawah 40 tahun, umumnya penyebab penyakit jantung adalah kelainan bawaan, listrik jantung atau kanal ion jantung, dan kelainan struktur organ jantung.

“Kalau listrik jantung yang paling sering adalah ion-ion yang mengatur kelistrikan jantung mengalami mutasi genetik yang mengakibatkan dengan pencetus tertentu seperti olahraga, berenang, atau karena kebisingan misalnya, ion itu bisa memicu irama jantung yang kacau yang bisa mengancam atau membuat denyut jantungnya berhenti,” kata Chairman of BraveHeart Center ini.

Sementara pada kelainan struktur organ jantung yang dibawa sejak lahir sudah tebal, karena adanya kelainan gen-gen yang mengatur otot jantung.

Otot yang tebal tersebut berpotensi membuat kelinstrikan jantung itu konslet.

Pada profesi altet, biasanya karena sering berlatih lebih keras dari biasanya.

Otot yang awalnya sudah tebal menjadi lebih tebal.

Karena itu, semakin tebal otot jantung akan semakin mudah untuk konslet.

Untuk kelompok di atas 40 tahun, penyebab kematian mendadak yang paling sering adalah serangan jantung yang sering disebut penyakit jantung koroner.

“Jadi tidak semua serangan jantung adalah henti jantung dan tidak semua henti jantung adalah serangan jantung. Jadi, serangan jantung bisa bisa bikin henti jantung, tetapi henti jantung belum tentu karena serangan jantung,” terang dr. Muhammad Yamin.

Dalam kesempatan tersebut, President Director Brawijaya Healthcare Group, Amira Ganis menyatakan komitmen Brawijaya Healthcare untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan untuk keluarga Indonesia.

"Kami telah memberikan pelayanan kepada ibu dan anak di Indonesia secara komprehensif, Alhamdulillah journey itu sudah berhasil dan terbukti. Dan kini, kami mengembangkan kepercayaan masyarakat untuk layanan layanan baru, seperti jantung sebagai penyakit dengan tingkat kematian yang cukup tinggi," ujar Amira.

Amira menyampaikan oelayanan jantung BraveHeart baru mulai journeynya di tahun ini tapi sebelumnya pihaknya sudah melakukan pelayanan jantung sejak 4 tahun yang lalu, dan sekarang kita semakin lengkap.

"Di mana kita berbicara tentang integrasi, layanan, kesehatan jantung bukan hanya untuk mengobati tetapi juga preventif, dan bagaimana kita memberikan layanan layanan ini agar menjadi destinasi bagi masyarakat yang mengalami keluhan bisa mendapatkan pelayanan komprehensif di Brawijaya, termasuk pasien rujukan dari negara negara tetangga," papar Amira.

Salah satu dokter di Brawijaya IVF Center, dr. Niken Pudji Pangastuti, Sp.OG (K) FER menjelaskan kasus infertilitas adalah kegagalan pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar dan teratur selama satu tahun tanpa kontrasepsi.

“Secara umum faktor risikonya bisa berasal dari suami dan istri, seperti gangguan pematangan sel telur, sumbatan pada saluran telur, masalah sperma, dan lain-lain," kata dokter spesialis kandungan dengan sub spesialis fertilitas-endokrinologi reproduksi yang menangani masalah kesuburan atau gangguan pada sistem reproduksi wanita itu.

Lebih lanjut dr Niken menjelaskan untuk mengatasi permasalahan tersebut bisa dilakukan beberapa hal, seperti program bayi alami, inseminasi dan atau bisa dipertimbangkan program bayi tabung (IVF) terlebih buat pasangan yang sudah lama menikah dan sudah berumur.

Sementara itu, dokter spesialis orthopedi, yakni dr. Paramitha Dyah Lasmana, SpOT mengatakan nyeri lutut bisa terjadi usia muda maupun usia lanjut, yang membedakan keduanya hanya penyebab nyeri lutut yang terjadi.

"Usia muda paling banyak disebabkan karena cedera lutut, dan usia lanjut paling banyak karena proses pengapuran yang terjadi pada sendi lutut, sehingga nyeri lutut tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele," terangnya.

Dia mengingatkan semakin cepat diketahui penyebab nyeri lutut maka semakin cepat penanganan dapat dilakukan sehingga komplikasi dapat diminimalkan, dan kita dapat meningkatkan kualitas hidup.

"Prinsip penanganan nyeri sendi lutut bisa dikerjakan tanpa operasi dan dengan operasi tergantung keluhan dan respon terhadap pengobatan sebelum nya," kata dr. Paramitha.

Untuk diketahui, BraveHeart dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti Hybrid Operating Theatre.

Fasilitas modern ini memungkinkan tindakan bedah dan intervensi non-bedah dilakukan secara bersamaan pada satu pasien dengan kondisi medis tertentu.

Misalnya, kasus kompleks seperti diseksi aorta dengan robekan yang parah, memerlukan tindakan simultan oleh dua spesialis yang berbeda: seorang ahli bedah jantung dan seorang ahli intervensi vaskular.

Menurut drg. Hestiningsih MARS selaku Corporate Sales Direktur Brawijaya Healthcare menyatakan Brawijaya Healthcare merupakan jaringan rumah sakit dan klinik terkemuka di Indonesia yang saat ini mempunyai lima rumah sakit, yakni Brawijaya Hospital Antasari Jakarta Selatan, Brawijaya Hospital Duren Tiga Jakarta Selatan, Brawijaya Hospital Saharjo Jakarta Selatan, Brawijaya Hospital Depok Sawangan, dan Brawijaya Hospital Tangerang.

Selain itu, rencananya juga terus berkembang dengan menambah rumah sakit di beberapa lokasi.

"Seluruh Rumah Sakit Brawijaya telah terakreditasi paripurna sebagai bentuk komitmen bahwa rumah sakit meningkatkan mutu layanan kepada pasien," ungkapnya.

Dia pun berharap acara tersebut dapat menambah wawasan pada masyarakat tentang perkembangan terkini layanan jantung terkini di Indonesia. (mar1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler