RAPBN 2014 Janjikan Ekonomi Lebih Cerah

Sabtu, 17 Agustus 2013 – 03:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Awan kelabu masih menggelayuti perekonomian global. Namun, optimisme mencuat di dalam negeri. Pemerintah memproyeksi, ekonomi Indonesia pada 2014 mendatang bakal lebih cerah.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, meski masih terbelit krisis, perekonomian global pada 2014 diperkirakan sedikit membaik, demikian pula volume perdagangan dunia. Sementara di dalam negeri, konsumsi masyarakat sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik. "Kombinasi ini akan mengantar ekonomi Indonesia mencapai pertumbuhan 6,4 persen," ujarnya saat konferensi pers tentang Nota Keuangan dan RAPBN 2014 di Kantor Ditjen Pajak, Jumat (16/8).

BACA JUGA: Pemasukan APBN 2014 Ditarget Rp 1,6 Triliun

Chatib menyebut, meski masih lambat, recovery diproyeksi bakal mengerek laju pertumbuhan ekonomi global pada 2014 nanti ke level 3,8 persen, naik dibanding tahun ini yang diproyeksi hanya mampu tumbuh 3,1 persen. "Ekonomi membaik berarti volume perdagangan membaik. Ini akan membantu kinerja ekspor kita," katanya.

Meski demikian, peraih gelar Doktor ekonomi dari Australia National University ini mengatakan, jika Indonesia harus tetap mewaspadai tekanan eksternal, salah satunya adalah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang merupakan partner dagang utama Indonesia.

BACA JUGA: Gita dan Hatta Kompak Bilang Harga Daging Sapi Turun

Tahun depan, ekonomi negeri dengan perekonomian terkuat nomor dua ini diperkirakan hanya tumbuh 7,7 persen, lebih rendah dari perkiraan realisasi tahun ini yang sebesar 7,8 persen. Karena itu, lanjut dia, harga komoditas sumber daya alam (SDA) yang selama ini banyak diekspor ke Tiogkok berpotensi turun. "Ini menjadi perhatian pemerintah karena akan berdampak pada kinerja industri pertambangan," ucapnya.

Untuk itu, kata Chatib, perekonomian Indonesia pada 2014 nanti masih akan banyak bergantung pada pertumbuhan konsumsi domestik atau konsumsi rumah tangga. Beruntung, konsumsi akan terbantu bergulirnya aktifitas Pemilu. "Tapi, pemerintah tetap akan berupaya untuk menjaga konsumsi domestik. Caranya, dengan menjaga daya beli," ujarnya.

BACA JUGA: Anggap Suap di Birokrasi Hambat Investasi

Pemerintah menyebut kebijakan itu dengan istilah "keep buying strategy" atau strategi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli. Salah satu caranya adalah dengan memberikan insentif kepada masyarakat.

Chatib yang kini masih merangkap sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut, pemerintah sedang membahas berbagai opsi insentif fiskal yang akan diberikan. Beberapa diantaranya adalah insentif Pajak Penghasilan (PPh) ditanggung pemerintah, seperti yang pernah dijalankan pada 2009 lalu. Opsi lainnya adalah menaikkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). "Kita kaji mana yang paling berdampak signifikan pada daya beli masyarakat dan tidak memberatkan fiskal," katanya.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menambahkan, pemerintah juga tengah menggodog insentif untuk para pelaku usaha. Salah satu yang disasar adalah perusahaan padat karya atau yang banyak menyerap tenaga kerja. "Nanti kita beri syarat, bisa dapat insentif asal tidak me-layoff (mem-PHK, Red) karyawan," ucapnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah akan bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi serta berbagai indikator makro lainnya. "Kita optimistis ekonomi Indonesia 2014 akan lebih baik," ujarnya. (owi/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gita Siap Hadang Tudingan Terlibat Kartel Bawang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler