Rapimnas Golkar Mentahkan Aspirasi Capres

Senin, 20 Oktober 2008 – 09:13 WIB
JAKARTA - Aspirasi yang disuarakan DPD-DPD tingkat provinsi agar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar Ke-IV segera membahas tentang calon presiden/cawapres akhirnya mentalPasalnya, Rapimnas yang digelar sejak Jumat (17/10) malam itu kembali memutuskan bahwa persoalan capres baru akan dibahas usai Pemilu legislatif.   Terdapat 10 poin yang ditekankan dalam Pernyataan Politik Partai Golkar hasil Rapimnas IV

BACA JUGA: Alex Sarankan Golkar Tiru Iklan Puyer

Pernyataan politik hasil Komisi C Rapimnas Golkar itu dibacakan oleh caleg Golkar dari daerah pemilihan Sumut I, Meutya Hafid, pada penutupan Rapimnas IV Golkar, Minggu (19/10) malam
Pada poin kesepuluh, persoalan tentang siapa capres partai berlambang pohon beringin itu tak berbeda dengan hasil Rapimnas III Golkar 2007 silam

BACA JUGA: 7 Nominator Capres jadi Obat Kantuk

  Partai pemenang Pemilu pada 2004 ini baru akan mengumumkan calonnya setelah Pemilu legislatif
Namun demikian, Golkar akan mengutamakan kadernya sendiri sebagai capres/cawapres.   Namun berdasarkan informasi yang dihimpun, Rapimnas Golkar akan mensurvei tujuh kadernya yang selama ini disebut-sebut masuk nominasi capres/cawapres

BACA JUGA: Surya Paloh Minta Golkar Usung Kader jadi Capres

Nama ketujuh kader tersebut akan disaring berdasarkan survei yang dilakukan dua tahao, yakni sebelum dan sesudah pemilu legislatif oleh seluruh DPD I Golkar   Selanjutnya, nama-nama yang disurvei itu akan dibahas di Rapimnas Khusus yang digelar usai Pemilu legislatifDan berdasar hasil Rapimnas IV, jika Partai Golkar menang dalam pemilu legisltaif maka nama capres yang telah melalui proses penjaringan akan diajukan sebagai calon presiden/wakil presidenSedangkan jika Golkar hanya mengajukan cawapres, maka calon presidennya berasal dari luar partai   Sementara Ketua Umum DPP Partai Golkar M Jusuf Kalla saat menyampaikan pidato politik pada penutupan Rapimnas menyatakan, Rapimnas kali ini telah menghasilkan keputusan penting yang belum pernah dilakukan Golkar sejak berdiri 44 tahun silam.   "Kita telah merubah sistem partai selama lebih 40 tahun, dari nomor urut menjadi suara terbanyak, ketaatan kepada ketua menjadi ketaatan kepada rakyatDari melihat angka menjadi melihat jumlah konstituen, dari tersenyum kepada pimpinan, menjadi tersenyum kepada rakyat," ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan ratusan peserta Rapimnas.     Selama Golkar didirikan, lanjutnya, saat inilah perubahannya sangat terlihat"Kalau jaman Orde Baru, seorang caleg hharus baik-naik ke bupati atau gubernur, karena Gubernur yang menetukan siapa yang boleh dan tidak boleh jadi anggota MPR (sebagai utusan daerah)Setelah reformasi, semuanya berbalikSemua bupati, gubernur bahkan presiden harus baik-baik (ke politisi)Karena itulah anggora DPR kita harus seperti ituItulah yang mendasari bahwa kecintaan kepada rakyat sebagai tugas kita semua," tandasnya.     Menurut JK, siapapun pemenang Pemilu maupun siapapun yang menjadi pelaksana pemerintahan, akan berpengaruh pada kehidupan bangsa dan negara"Siapapun pelaksananya, akan mepengruhi keputusan dan keputusan itu berpengaruh pada seluruh rakyat negeri ini," urainya.(ara/JPNN)  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari, KPK Kirim 8 Tersangka ke Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler