Rasisme di Amerika, Pembantaian di Afrika, Seperempat Umat Manusia Hidup di Tengah Kekerasan

Rabu, 08 Maret 2023 – 18:56 WIB
Arsip - Tangkapan layar Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Turk menyampaikan pidato secara virtual dalam pembukaan "Regional Conversation on Human Rights" (RCHR) di Jakarta, Selasa (20/12/2022). Foto: ANTARA/Yashinta Difa

jpnn.com, JENEWA - Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk menyatakan bahwa seperempat umat manusia tinggal di tempat-tempat yang dilanda konflik kekerasan, dan warga sipil menjadi pihak yang paling menderita.

Turk merujuk pada kekerasan yang dipimpin geng di Haiti, kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat, dan konflik di tempat-tempat seperti Eritrea, Nikaragua, wilayah pendudukan Palestina, Sudan Selatan, Sudan, dan Venezuela.

BACA JUGA: Harapan CEO PSIS Setelah Deretan Kekerasan Muncul Lagi Pascalaga Liga 1 Kembali Bergulir

Dia mengatakan perang di Ukraina telah menyebabkan korban sipil dan kehancuran yang mengejutkan.

"Hak warga Ukraina bahkan sampai generasi mendatang akan dirugikan, dan dampak perang terhadap harga bahan bakar dan pangan, serta ketegangan geopolitik, berdampak negatif terhadap orang-orang di setiap wilayah di dunia," kata Turk, Selasa (7/3).

BACA JUGA: Pengurus Panti Asuhan Pelaku Kekerasan Positif HIV, Begini Kondisi 18 Anak Asuhnya

Turk mengatakan kerusakan di seluruh dunia akibat peperangan di Eropa mengkhianati janji-janji perubahan transformatif yang dibuat ketika pembentukan PBB lebih dari 75 tahun yang lalu.

Turk juga menyatakan keprihatinan atas tren "matinya ruang sipil" di Rusia yang ditandai dengan penutupan surat kabar Novaya Gazeta dan Moscow Helsinki Groups.

BACA JUGA: ILO Luncurkan Panduan Mencegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

“Pesan pro perang yang terus-menerus di media pemerintah memberi stereotip dan menghasut kebencian dan kekerasan. Lebih dari 180 kasus kriminal telah dibuka atas tuduhan terkait dugaan pencemaran nama baik Angkatan Bersenjata,” ujar dia.

Ia kemudian membahas 12 tahun perang di Suriah sebagai pertumpahan darah yang menyiksa, dan menyebut negara itu sebagai mikrokosmos dari luka yang ditimbulkan oleh penghinaan terhadap HAM.

"Gempa bumi bulan lalu telah menambah tragedi ini. Satu-satunya jalan ke depan harus melalui penghormatan terhadap hak asasi manusia dan pertanggungjawaban yang tepat dari semua orang yang telah melakukan kejahatan kekejaman--yang sudah lama tidak dimiliki Suriah," ujar dia.

Kepala HAM PBB juga mengatakan bahwa keamanan di Mali tengah sangat mengkhawatirkan, begitu pula di daerah perbatasan antara Burkina Faso, Mali, dan Niger dengan banyak kelompok bersenjata memanfaatkan permusuhan antar-komunitas dan tidak adanya otoritas negara untuk memperluas pengaruh dan menyerang warga sipil.

Kelompok bersenjata non-negara telah melakukan sebagian besar pelanggaran dan pelanggaran, kata dia.

"Pelanggaran serius juga dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Mali, dalam beberapa kasus disertai oleh personel militer dan keamanan asing," kata Turk. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler