Rastelli, Harapan Baru untuk Penyakit Jantung

Rabu, 19 November 2014 – 00:47 WIB
Prof Paul Tahalele berpose bersama dr Kim Yong Jin di ruang operasi. (RSUD dr Soetomo for Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Tim dokter RSUD dr Soetomo kembali menorehkan prestasi. Mereka berhasil mengoperasi enam anak balita penderita jantung bawaan dalam tiga hari. Diagnosis yang diderita berbeda-beda. Mulai jantung bocor, jantung biru, double outlet right ventricle (DVRV), sampai kelainan jantung langka, yakni truncus arteriosus tipe 1.

Keberhasilan tim RSUD dr Soetomo itu memberikan harapan menjanjikan bagi anak penderita kelainan jantung. Sebab, umumnya usia hidup mereka yang terlahir dengan kelainan jantung sangat rendah. Yaitu, kurang dari lima tahun.

BACA JUGA: Rastelli, Harapan Baru untuk Penyakit Jantung

’’Keberhasilan ini adalah kabar baik, mengingat jumlah penderita semakin bertambah. Saat ini setidaknya ada 10 anak per 1.000 kelahiran yang mengalami kelainan jantung bawaan,’’ kata Prof Dr dr Paul Tahalele SpB TKV FCTS, koordinator tim bedah jantung RSUD dr Soetomo, Senin (17/11).

Salah seorang pasien yang berhasil dioperasi adalah Qoif Hanifatun Naziha. Bocah berusia 2 tahun itu menderita truncus arteriosus tipe 1. Normalnya, jantung memiliki dua bilik. Yakni, bilik kanan yang memompa darah kotor ke paru dan bilik kiri yang memompa darah bersih melalui pembuluh aorta besar. Namun, Qoif hanya memiliki satu pembuluh arteri utama dan satu katup (truncus). Karena itu, darah kotor dan darah bersih bercampur.

BACA JUGA: Sinar Matahari Bisa Menjaga Tubuh Tetap Langsing

’’Kami mengoperasi Qoif dengan teknik baru. Menggunakan rastelli. Pertama di Indonesia,’’ ujar Prof Paul, panggilan akrab Prof Dr dr Tahalele SpB TKV FCTS.

Menurut dia, rastelli sebenarnya ditemukan tim dokter dari Seoul National University, Bundang Hospital, Korea Selatan. Yakni, dr Kim Yong Jin, 60, dan dr Lim Cheong, 50. Tim jantung dari Korea itu pun datang secara khusus ke Surabaya untuk berbagi ilmu yang baru dipublikasikan tahun lalu.

BACA JUGA: Unjuk Eksistensi Desainer Muda

Paul menyebutkan, metode rastelli sangat bermanfaat. Sebab, selama ini, operasi jantung di Indonesia masih menggunakan pembuluh darah buatan yang dikenal dengan contegra. Harganya mencapai Rp 40 juta. Kini, dengan rastelli, pembuatan pembuluh darah baru jauh lebih murah, yakni sekitar Rp 15 juta atau sepertiga metode contegra.

Selain itu, bahan utama yang digunakan adalah dakron sehingga bisa menyatu dengan organ. Pembuluh buatan itu juga bisa bertahan sampai 10 tahun. Penggantian bisa dilakukan seiring dengan pertumbuhan anak.

Meski operasinya sangat rumit, hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Enam pasien dioperasi dengan sukses. Qoif bisa tersenyum ceria layaknya balita pada umumnya. ’’Operasinya enam jam. Jantung harus dihentikan 2,5 jam,’’ ujar Paul yang saat operasi pada 4–7 November lalu didampingi tim dokter lain yang terdiri atas Prof Hardiono, Prof Dr dr Teddy Ontoseno SpA(K) SpJP, dr Hardiono SpAn-KIC, dr Heroe Subroto SpBTKV (K), dr Arif, dr Oky, serta dr Tio.

Dia mengungkapkan, penyakit jantung memang merupakan penyakit turunan. Namun, penyakit itu bisa dicegah, terutama saat ibu mengandung tiga bulan pertama. ’’Sang ibu harus menghindari paparan asap rokok dan infeksi virus,’’ tegasnya.

Keberhasilan itu membuat tim dokter RSUD dr Soetomo bertekad mempelajari metode baru tersebut selama setahun di Korea. Sebab, teknik yang diciptakan tim Korea itu digadang-gadang bisa diterapkan dengan baik di Indonesia. ’’Semoga bisa memberikan kehidupan baru kepada semua anak penderita kelainan jantung di Indonesia,’’ ujar Paul. (yan/nir/c5/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makanan Tinggi Serat Bantu Kurangi Risiko Kanker Payudara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler