JAKARTA --Rata-rata terendah nilai ujian nasional (UN) tingkat SMA/sederajat yang ditetapkan 5,5 dianggap sebagai angka wajar dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa di seluruh IndonesiaMenteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan, angka tersebut sangat kompromistis.
“Umumnya, angka 5,5 tersebut sudah wajar
BACA JUGA: Mendiknas Puas dengan Hasil UN
Kalau dibulatkan menjadi 6 kan yaBACA JUGA: Siswa Tidak Lulus Bisa Ikut Paket C
Kalau dipakai angka 6 karena kita menggunakan angka pembulatan, pasti akan ada pertanyaan kenapa tidak pakai angka 5,5? Jadi 5,5 itu sudah wajar lah,” ungkap Nuh di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (16/5).Lantas bagaimana dengan rerata nilai UN terendah untuk tahun depan? Nuh mengatakan, kemungkinan dinaikkan
BACA JUGA: Nuh Ingin Bentuk Karakter dalam Sepekan
Tentu memang dinaikanNamun harus dikaji lebih mendalam,” ujarnya.Namun disinggung mengenai bobot nilai antara UN dan ujian sekolah (US), Nuh mengatakan dari total secara keseluruhan, pengaruhnya tidak signifikan karena bobotnya hanya 40 persen"Tapi tetap berikan pengaruhItu bisa dibuktikan,” imbuhnya.
Mengenai dugaan sekolah mendongkrak nilai siswa, mantan Menkominfo ini tidak terlalu khawatir, karena hal itu akan ketahuan dengan sendirinyaNilai sekolah itu nanti akan disandingkan dengan ujian nasional, sehingga ada nilai akhirnyaNantinya, sang siswa bisa melihat sendiri berapa besarnya nilai UN dan besaran nilai US-nya.
“Ini semua nanti akan kita sampaikan ke publik, karena dari situ dipastikan akan muncul kesadaranJadi, genjot-genjot nilai yang tidak wajar justru akan memalukan diri sendiriKan masyarakat juga tahuMisalnya, sekolah A rata-ratanya sekian, UN-nya sekian, maka masyarakat bisa tahu sekolah mana yang nilai UN-nya tinggiTanggapan masyarakat tersebut juga nanti akan kami gunakan sebagai bahan penilaian,” tandasnya(cha/esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkat Kelulusan di Tasik Capai 99,99 Persen
Redaktur : Tim Redaksi