Ratu Elizabeth II, Gubernur Tertinggi Gereja Anglikan dan Kisah Kunjungannya ke Masjid

Senin, 19 September 2022 – 21:22 WIB
Prajurit kerajaan membawa peti jenazah Ratu Elizabeth II untuk dipindah dari Istana Holyroodhouse menuju Katedral St Giles, Edinburgh, Skotlandia, Senin (12/9/2022). Foto: ANTARA FOTO/ Peter Byrne/Pool via REUTERS/foc.

jpnn.com, LONDON - Ratu Elizabeth II yang meninggal dunia pada Kamis lalu (8/9) dan dimakamkan hari ini (19/9) bukan hanya pemimpin tertinggi Kerajaan Inggris.

Ningrat kelahiran 21 April 1926 yang menduduki takhta selama 70 tahun itu juga menyandang jabatan tinggi di Gereja Inggris (Anglikan).

BACA JUGA: Surat Misterius Ratu Elizabeth II, Boleh Dibuka pada 2085

Ketika dimahkotai menjadi ratu pada 6 Februari 1952, Elizabeth mengucap sumpah untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan. Gelarnya ialah Pembela Iman dan Gubernur Tertinggi Gereja Anglikan.

"Sebagai murid setia Kristen dan juga Gubernur Tertinggi Gereja Inggris, dia menghidupi imannya setiap hari dalam hidupnya,"  ujar Uskup Agung Gereja Anglikan Justin Welby.

BACA JUGA: IPW: Usut Fasilitas Jet Pribadi Brigjen Hendra & Aliran Uang Judi Online Rp 155 T Temuan PPATK

Menurut Justin Welby, kepercayaan mendalam dan kecintaan kepada Tuhan menjadi dasar bagi Ratu Elizabeth dalam menjalani hidup.

"Dalam kehidupan Ratu, kami melihat makna menerima kehidupan hadiah dari Tuhan kepada kita dan -melalui pelayanan yang sabar, rendah hati, tanpa pamrih- membagikannya sebagai hadiah kepada orang lain," tuturnya.

BACA JUGA: Beginilah Detail Prosesi Pemakaman Jenazah Ratu Elizabeth Hari Ini

Meski menyandang gelar Gubernur Tertinggi Gereja Anglikan, Ratu Elizabeth juga peduli dengan agama lain. Pada 2002, istri Duke of Edinburgh Pangeran Philip Mountbatten itu mengunjungi Islamic Center di Scunthorpe,  Lincolnshire.

Itulah untuk pertama kali Ratu Elizabeth menjejakkan kakinya di masjid yang ada di Inggris.

"Kami merasa diakui," kata Abid Khan, ketua North Lincolnshire Multi-Faith Partnership.

Menurut dia, Ratu Elizabeth merupakan sosok luar biasa. Kunjungannya ke masjid merupakan warisan luar biasa.

"Sejarah dibuat pada hari itu. Orang-orang masih membicarakannya," kata Abid.

Abid juga mengenang percakapannya dengan Ratu Inggris di dalam masjid. "Ini sejajar ke Makkah?" ujar Abid menirukan pertanyaan Ratu Elizabeth tentang pola tenunan pada sajadah di masjid itu.

Abid pun meyakini kunjungan Ratu Elizabeth itu bukan hanya sebagai ikhtiar membangun jembatan antarkomunitas di  Scunthorpe, melainkan lebih luas lagi.

"Kita semua, dari semua keyakinan dan non-iman, akan mengenang warisan Yang Mulia dalam melayani publik," tutur Abid.(vaticannews/bbc/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler