LHOKSEUMAWE -- Pemerintah harus serius memperhatikan aksi unjuk rasa iniRencananya, pada Selasa (8/9) pagi ini, sekitar seratusan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) asal Kota Lhokseumawe akan kembali menggelar aksi unjuk rasa
BACA JUGA: Gempa 6,8 SR di Tenggara Yogya
Mereka kecewa dengan bantuan pemberdayaan ekonomi yang mereka terimaBACA JUGA: SBY Ogah Dibantu Internasional
Mereka yang menggelar aksi unjuk rasa ini merasa diperlakukan sebagai 'anak tiri'.Para antan kombatan GAM ini menilai, penyaluran bantuan pemberdayaan ekonomi itu sangat tidak adil dan terkesan seperti anak tiri dan anak kandung
BACA JUGA: Damri Targetkan 136 Ribu Penumpang
Sedangkan, ada mantan kombatan GAM lainnya yang diberikan bantuan melebihi daripada mereka dan sangat bervariasi antara Rp 2 juta/orang, Rp 5 juta, Rp 8 juta, Rp 10 juta dan ada juga Rp 15 juta/orang“Ini namanya tidak adil dan Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe, terkesan menganak tirikan kami sebagai mantan kombatan GAMKalau anak kandung diberikan bantuan hingga Rp 15 juta,” ucap sejumlah mantan kombatan GAM.
Selain itu, mereka menilai, bantuan yang diberikan tersebut juga sangat tidak transparanSehingga mudah terjadi permainan dengan kalangan tertentu, untuk memberikan bantuan sesuka hatinyaPadahal, dulu saat berjuang sama-sama di hutan dan menahan laparTapi kini ketika mendapatkan hasil dari buah perdamaian Aceh, berupa bantuan modal usaha hanya diberikan kepada mantan GAM tertentu saja dengan jumlah dana antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 15 juta/orang.
Ilyas Syafiie salah seorang perwakilan dari mantan kombatan GAM, menyebutkan, untuk mendapatkan bantuan tersebut pihaknya disuruh buat surat permohonan bantuan yang tujukan kepada Kesbang Pol dan LinmasBahkan, ada surat permohonan yang telah didisposisi oleh Wakil Walikota, senilai Rp 4 jutaNamun, saat penyaluran bantuan itu, bukan Rp 4 juta yang diberikan melainkan Rp 400 ribu
“Dan ini jelas-jelas telah terjadi penipuan kepada kami, seharusnya sebelum bantuan disalurkan dapat diberikan tahukan dulu bagi mantan kombatan GAM di empat Kecamatan dalam wilayah Kota Lhokseumawe,” ucap Ilyas
Ungkap dia, banyak juga para mantan GAM yang tidak mengetahui adanya bantuan pemberdayaan ekonomi bersumber dari Pemko Lhokseumawe, tahun 2009Sehingga saat diusulkan langsung ditolak oleh staf di Pemko Lhokseumawe, dengan alasan anggaran sudah habis disalurkanLanjut Ilyas, seharusnya bantuan tersebut dapat dibagikan atau disalurkan sama rata dan tidak ada istilah anak tiri dan anak kandung
Kedatangan para pendemo ini tidak mendapatkan sambutan yang positif dari Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas setempatBahkan, mereka juga tidak diterima oleh kepala tersebut, sehingga akhirnya mereka membubarkan diri dan akan kembali lagi hari ini melakukan aksi serupa
Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas, Miswar, saat dikonfirmasi JPNN, mengatakan, terhadap permasalahan tersebut dirinya akan menyampaikan kepada pimpinan Kota Lhokseumawe, untuk mencari jalan keluar“Saya memberikan bantuan kepada mantan kombatan GAM itu, sesuai dengan disposisi permohonan bantuan mereka dari Wakil WalikotaMemang saya akui, bantuan itu ada yang sempat diberikan senilai Rp 10 juta/orangItu ada beberapa anggota kombatan GAM yang menerimanya,” ucap Miswar
Dia sebutkan, secara total jumlah bantuan pemberdayaan ekonomi mantan kombatan GAM bersumber dari APBK Lhokseumawe, tahun 2009 mencapai Rp 500 jutaDengan perkirakan mantan kombatan GAM hanya 200 orang yang akan diberikan bantuan tersebutNamun, proposal yang masuk kepada pihaknya melebihi target hingga mencapai 600 orang mantan kombatan GAM. “Kondisi demikian, membuat kita untuk membagi rata bantuan sebesar Rp 400 ribu/orang yang belum mendapatkan bantuan tahap pertamaJadi bagi mereka, kita minta dapat bersabar menunggu bantuan selanjutnya, karena kita akan kembali mengusulkan dalam APBK 2010 mendatang,” imbuhnya(arm,sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Laka KA Diselidiki KNKT dan PPNS
Redaktur : Tim Redaksi