Ratusan Gempa Susulan Mengguncang, 247 Jiwa Melayang

Jumat, 26 Agustus 2016 – 06:20 WIB
Pencarian korban gempa di Italia. Foto: AFP

jpnn.com - AMATRICE - Pencarian korban gempa di beberapa wilayah di Italia masih terus berlangsung. Sejauh ini, korban tewas dilaporkan mencapai 247 jiwa dan angka tersebut diperkirakan masih terus naik.

Gempa bumi susulan juga masih melanda. Hingga kemarin (25/8), jumlahnya bahkan ratusan meski tak mencapai 6,2 SR, angka gempa pertama. Menjelang subuh, dua guncangan berkekuatan 5,1 dan 5,4 skala Richter (SR) menambah parah kerusakan di lokasi bencana.

BACA JUGA: Hamdalah, Polisi Muslimah di Skotlandia Boleh Berhijab saat Bertugas

"Kami tidur di dalam mobil dan gempa susulan terus melanda semalaman,’’ kata Monica, penduduk Kota Amatrice yang berhasil menyelamatkan diri saat bencana meruntuhkan kotanya. 

Selain Kota Accumoli, Kota Arquata del Tronto, dan Kota Pescara del Tronto, kota turis yang terletak di kaki pegunungan Apennine itu menanggung dampak kerusakan terparah. Sebab, sebagian besar wilayahnya rata dengan tanah. 

BACA JUGA: Istri PM Jepang Beri Penghormatan Pada Para Korban Serangan di Pearl Harbor

Seperti Monica, ratusan penduduk di sekitar episentrum (Amatrice) memilih bertahan di luar rumah. Mereka tidur di mobil atau tenda-tenda sederhana yang disediakan pemerintah setempat. Sebagian yang lain memilih tinggal di rumah dan kerabat di kota lain. ’’Kami sudah kehilangan rumah. Teman dan kerabat kami juga banyak yang mati. Kami sudah kehilangan segalanya. Bahkan, rasa takut kami juga,’’ ujar Monica.

Wali Kota Arquata del Tronto Aleandro Petrucci mengatakan bahwa gempa telah merenggut 75 persen kotanya. Kini, Arquata hanya tersisa 25 persen. ’’Jika kami tidak segera mendapat pertolongan, Arquata akan lenyap,’’ ungkapnya. 

BACA JUGA: Warga Jerman Diminta Membuat Persediaan Makanan, Loh Ada Apa?

Petrucci mengaku kesulitan mendata warganya. Itu disebabkan populasi kota resor yang terbagi menjadi 13 hamlet (setingkat dusun) tersebut selalu berubah. ’’Pada musim dingin, kota ini seperti kota mati. Nyaris tidak ada warga yang tinggal di sini. Tapi, jumlahnya meningkat menjadi dua atau tiga kali lipat pada musim panas,’’ terangnya. 

Pada musim panas yang identik dengan liburan, para pemilik vila di kota wisata itu selalu mudik. Mereka mengurus vila atau resor yang selalu kebanjiran tamu pada musim panas. Itulah yang membuat pemerintah setempat kesulitan mendata warganya di situasi darurat seperti sekarang. ’’Saat gempa melanda, sepertinya ada sekitar 300 orang di kota ini,’’ ujarnya. 

Fenomena yang sama terjadi di tiga kota lain yang porak-poranda karena gempa. Bahkan, di Pescara del Tronto, hanya ada empat keluarga yang tercatat sebagai penduduk tetap. Sisanya adalah penduduk musiman yang hanya datang di musim panas dan wisatawan. Maka, untuk mempercepat proses pencarian korban dan evakuasi, pemerintah mengimbau penduduk empat kota tersebut melaporkan kondisi terakhir mereka.

’’Kami harap mereka yang mengungsi ke kota lain bisa segera melapor. Dengan demikian, kami tidak perlu susah-susah menggali puing untuk menemukan korban di rumah atau bangunan yang memang tak berpenghuni,’’ ucap Petrucci. 

Selain sedikitnya 247 korban tewas dan sekitar 264 korban luka, ada puluhan warga yang beruntung. Mereka dievakuasi dari balik reruntuhan dalam kondisi selamat.

’’Misi penyelamatan dan pencarian korban tidak berhenti meski malam tiba. Kami baru akan menghentikan operasi ini setelah benar-benar tidak ada peluang untuk menemukan korban selamat,’’ tegas Immacolata Postiglione, salah seorang pejabat Civil Protection. Pasukan pemadam kebakaran, tim SAR, dan para sukarelawan juga masih melanjutkan tugas mereka di lokasi bencana. Mereka yakin masih ada korban selamat.

Saat gempa mengguncang Kota L’Aquila di kawasan pegunungan yang sama pada 2009 lalu, tim penyelamat masih menemukan korban selamat sampai 72 jam setelah kejadian. Fakta itulah yang membuat tim penyelamat tetap memelihara harapan mereka tentang korban selamat sampai lebih dari 24 jam pascagempa. 

Di ibu kota, Perdana Menteri (PM) Matteo Renzi memimpin rapat kabinet darurat. Rabu lalu, dia membatalkan rencana untuk hadir dalam rapat penting regional. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa pemerintah akan memprioritaskan rekonstruksi lokasi bencana. ’’Tujuan utama kami adalah membangun kembali wilayah-wilayah terdampak dan mulai lagi dari awal,’’ tegasnya. 

Kemarin pemerintah setempat melaporkan bahwa hampir semua bangunan kuno sekaligus tujuan ziarah umat kristiani di kawasan wisata Italia itu hancur. Di antaranya Gereja St Agustinus, Gereja Santa Maria Porta Ferrata, kompleks peziarahan Madonna delle Grazie, dan kompleks peziarahan Icona Passatora. Rata-rata, gereja dan kompleks peziarahan itu dibangun pada abad ke-14 dan ke-15.

Namun, Civic Tower yang merupakan menara tertua di kawasan tersebut justru masih tegak berdiri. Padahal, menara itu dibangun pada abad ke-13. Gempa Rabu lalu hanya membuat lonceng menara terlepas dari gantungannya. Sedangkan badan menara yang dilengkapi dengan jam dinding itu tetap utuh.(afp/reuters/bbc/hep/c17/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow! Dua Anjing Ini Tembus 17 Ribu Followers


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler