Ratusan Hektare Sawah Kekeringan, 30 Kolam Ikan Panen Dini

Senin, 02 Oktober 2017 – 03:59 WIB
Kekeringan parah. Foto: JPG

jpnn.com, PADANG - Jebolnya bendungan Lubuk Laweh, menyebabkan ratusan hektare sawah mengalami kekeringan di Kelurahan Tarantang, Kecamatan Lubukkilangan, Padang, Sumbar.

Petani di sana juga terpaksa harus panen dini karena sekitar 30 kolam ikan mengalami kekeringan.

BACA JUGA: Tangki Bocor, Puluhan Ton CPO Cemari Laut Teluk Bayur

Tidak cukup sampai di situ. Sumur warga pun mengalami kekeringan. Warga sekitar mengaku kesulitan untuk melakukan aktifitas MCK (mandi, cuci, kakus).

Warga Tarantang terpaksa berjalan sekitar 500 Meter untuk mendapat sumber air di sungai yang lain.

BACA JUGA: Rem Blong, Angkot Rombongan Mahasiswa UPI Terjun ke Jurang

Pantauan Padang Ekpsres (Jawa Pos Group) kemarin (1/10), bendungan yang terletak di Kelurahan Tarantang tersebut jebol sepanjang lima ratus meter.

Bandar-bandar yang biasanya dialiri air terlihat kering. Kolam-kolam warga mengalami nasib serupa.

BACA JUGA: 6 Napi Kabur Ditangkap Kembali, Begini Pengakuan Mereka

Selain sejumlah irigasi, sawah-sawah petani juga mengalami kekeringan. Pengakuan warga sekitar, luas sawah yang terdampak mencapai 100 hektare. Kekeringan dialami warga sejak beberapa pekan terakhir, tepatnya setelah bendungan jebol akibat banjir yang melanda Kota Padang pada 20 September 2017 lalu.

Petani di Kelurahan Tarantang, Daswan, 44 mengatakan, sejak dua pekan terakhir, 1 hektare sawahnya tidak bisa dialiri air. Bahkan, sawahnya seperti lapangan bola kaki dan tidak bisa ditanam padi.

”Sawah saya tidak ada air lagi, padi tidak bisa ditanam. Tanah sudah keras. Padahal seharusnya bulan ini padi-padi siap ditanam. Sekarang mau apa lagi, sawah tidak bisa dibajak,” ungkapnya.

Petani ikan, Yusrizal, 39, menjelaskan, pascabendungan jebol, lima kolam ikannya ikut mengalami kekeringan. Alhasil dia mengalami gagal panen. Kerugian yang dialami mencapai Rp 100 juta.

”Satu kolam isinya ada sekitar dua ton. Tapi ketika dipanen mengalami penyusutan. Saya terpaksa memanen walaupun masa panen belum tiba. Apa boleh buat, air tidak masuk lagi,” ungkap Yusrizal.

Nasib serupa juga dialami petani ikan lainnya, Solehudin, 38. Dia mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

”Saya berharap kepada Pemerintah Kota Padang supaya bendungan itu segera diperbaiki. Kalau tidak lekas diperbaiki, warga Tarantang akan mengalami krisis air. Ini saja sumur-sumur warga sudah mulai kering,” harap Solehudin.

Di tempat lain, warga Tarantang Dursanto, 45, juga menuturkan, selama empat hari belakangan ini, untuk mandi, kebutuhan air minum dan aktifitas lainnya, dia terpaksa berjalan sekitar 500 meter melewati sawah-sawah untuk mencari air bersih.

”Di sana ada sungai, tapi jauh. Walaupun jauh, kami tetap ke sana. Sumur kami sudah kering,” ungkapnya.

Ketua LPM Kelurahan Tarantang, Rusdianto Azwir, berharap kepada Pemerintah Kota Padang untuk segera mencarikan solusi. Menurutnya, jangan dibiarkan warga Tarantang seperti itu.

”Ratusan hektare sawah kekeringan. Puluhan kolam ikan gagal panen lagi. Sumur-sumur sudah mulai kekeringan dan air tidak mengalir lagi ke irigasi. Kami sudah membuat surat kepada Pemko Padang tetapi tidak ada responnya, kemana lagi kami akan melapor,” ungkapnya.

Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kelurahan Tarantang, Syahrial mengatakan, dia bersama Lurah Tarantang sudah melayangkan surat kepada pemerintah yang lebih tinggi darinya. Syahrial mengakui bendungan itu sangat diperlukan oleh masyarakat Tarantang, terutama petani padi dan petani ikan.

”Setelah kami catat ada sekitar 100 hektare sawah yang mengalami kekeringan, juga 30 kolam ikan. Kami berharap bendungan tersebut dapat diperbaiki,” jelasnya. Syahrial mengimbau, kepada para warga Tarantang supaya bersabar menghadapi dampak bencana tersebut.

Camat Lubukkilangan, Yalmasril, melalui telepon genggamnya mengaku sudah melaporkan pada pihak terkait. Bendungan jebol disebut terjadi sekitar dua pekan lalu ketika hujan deras melanda Kota Padang.

”Saya langsung ke sana ketika mendapatkan kabar bendungan jebol. Langsung saya sampaikan kepada dinas terkait. Saya berharap dinas terkait cepat tanggap dalam peristiwa ini karena warga saya sudah mengalami kekeringan,” ujarnya. (e)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gersang Melanda, Petani Alih Profesi Jadi Pembuat Batu Bata


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler